
Penglihatan yang sehat merupakan bagian penting dari kualitas hidup. Namun, banyak orang yang mengalami masalah penglihatan namun tidak menyadarinya, salah satunya adalah ambliopia atau lebih dikenal sebagai mata malas. Kondisi ini seringkali tidak terdeteksi di awal dan dapat mengakibatkan penurunan signifikan dalam kemampuan melihat jika tidak ditangani secara tepat.
Ambliopia adalah suatu kondisi medis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melihat dengan jelas menggunakan kedua mata. Hal ini biasanya terjadi sejak usia dini dan, jika tidak diobati, dapat memburuk seiring waktu. Pada individu yang mengalami ambliopia, satu mata biasanya memiliki penglihatan yang kabur sementara mata lainnya dapat melihat dengan jelas. Akibatnya, otak cenderung mengabaikan mata yang lebih lemah dan hanya mengandalkan mata dengan penglihatan yang baik, sehingga semakin memperburuk kondisi mata yang lebih lemah.
Ada beberapa gejala yang mungkin muncul pada orang yang menderita ambliopia, walaupun dalam banyak kasus, tidak ada tanda-tanda jelas. Gejala tersebut meliputi:
- Salah satu mata bergerak tidak seiring dengan mata lainnya.
- Ketidakmampuan kedua mata untuk fokus pada titik yang sama.
- Menangis atau mengeluh ketika salah satu mata ditutup.
- Mengedipkan mata atau memiringkan kepala untuk fokus.
- Kelopak mata atas yang turun.
Penyebab ambliopia bisa bervariasi, tetapi tiga faktor utama yang berkontribusi adalah strabismus (ketidaksejajaran mata), kesalahan refraksi yang signifikan antara kedua mata, dan obstruksi penglihatan. Strabismus menyebabkan salah satu mata tidak sejajar, sehingga otak memilih untuk mengabaikan mata yang tidak sejajar, sementara ambliopia refraksi terjadi akibat perbedaan dalam kesalahan refraksi yang cukup besar antara kedua mata. Obstruksi penglihatan, seperti katarak atau kelopak mata yang turun, juga dapat menghalangi penglihatan dan menyebabkan ambliopia.
Perawatan untuk ambliopia sangat penting dan harus dimulai sedini mungkin, terutama pada masa perkembangan ketika hubungan antara mata dan otak masih terbentuk dengan baik. Hasil perawatan yang terbaik biasanya terjadi jika dilakukan sebelum usia 7 tahun, walaupun anak-anak berusia 7 hingga 17 tahun masih berpotensi memperoleh manfaat dari perawatan. Beberapa metode perawatan yang sering direkomendasikan dokter antara lain:
Kacamata Korektif: Kacamata atau lensa kontak bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan refraksi seperti rabun jauh atau rabun dekat yang menjadi penyebab kondisinya.
Penutup Mata: Menggunakan penutup mata di atas mata yang lebih kuat selama beberapa jam per hari bertujuan untuk merangsang penggunaan mata yang lebih lemah. Perawatan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah perkembangan ambliopia di mata yang tertutup.
Filter Bangerter: Filter khusus yang dapat dipasang pada kacamata akan mengaburkan penglihatan pada mata yang lebih kuat dan membantu merangsang mata yang lebih lemah.
Tetes Mata: Tetes mata yang mengandung atropin bisa digunakan untuk mengaburkan penglihatan di mata yang lebih kuat, mendorong penggunaan mata yang lebih lemah. Efek samping mungkin termasuk sensitivitas terhadap cahaya dan iritasi.
Operasi: Dalam kasus tertentu, terutama yang melibatkan obstruksi seperti katarak atau kelopak mata yang turun, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki posisi mata atau penglihatan.
- Perawatan Berbasis Aktivitas: Aktivitas seperti menggambar atau bermain permainan komputer dapat menjadi tambahan bagi terapi, meskipun efektivitasnya masih dalam penelitian.
Perawatan yang tepat dapat membantu individu dengan ambliopia memperbaiki penglihatan mereka dalam waktu beberapa minggu sampai bulan. Proses perawatan ini biasanya berlangsung antara enam bulan hingga dua tahun, tergantung pada keterlibatan kondisi dan respons terhadap terapi yang diberikan. Mengetahui dan melakukan langkah-langkah awal dalam perawatan mata malas sangat penting agar anak-anak dapat memaksimalkan potensi penglihatan mereka.