
Kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat memberikan dampak signifikan terhadap harga iPhone di pasar AS. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, termasuk laporan terbaru dari Phone Arena dan Bloomberg, potensi kenaikan harga iPhone dapat mencapai tiga kali lipat jika tarif impor terhadap produk-produk China ditingkatkan menjadi 50%.
Sejak keputusan tarif ini diambil, telah terjadi peningkatan permintaan iPhone di AS. Konsumen semakin khawatir bahwa harga perangkat akan melambung tinggi setelah pemberlakuan tarif. Di berbagai Apple Store di seluruh AS, banyak pelanggan yang menanyakan langsung kepada karyawan mengenai kemungkinan kenaikan harga. “Hampir setiap pelanggan bertanya kepada saya apakah harga akan segera naik,” ungkap salah satu karyawan Apple Store, menyoroti besarnya kepanikan yang melanda konsumen.
Strategi pembelian pun mulai berubah. Banyak konsumen yang memutuskan untuk menunda pembelian iPhone mereka hingga peluncuran model terbaru, yakni iPhone 17, yang dijadwalkan pada September. Namun, sejumlah pelanggan juga memilih untuk membeli model iPhone 16 saat ini, sebelum ada perubahan harga yang signifikan.
Di tengah situasi ini, Apple berada dalam posisi yang sulit. Mereka menghadapi dua pilihan yang tidak menguntungkan. Pilihan pertama adalah menanggung tarif tambahan yang akan berpotensi mengurangi margin keuntungan dan merugikan nilai saham perusahaan. Sedangkan pilihan kedua adalah menaikkan harga iPhone untuk mengimbangi kenaikan biaya akibat tarif, yang tentunya akan berpengaruh langsung terhadap konsumen.
Skenario terburuk yang dihadapi Apple adalah bila tarif impor dinaikkan menjadi 50%, yang bisa membuat harga iPhone melonjak hingga tiga kali lipat. Hal ini tentu menjadi perhatian serius bagi Apple, mengingat pasar smartphone di AS adalah salah satu yang paling penting bagi mereka.
Menanggapi situasi ini, Apple telah mengambil langkah-langkah proaktif. Selama tiga hari terakhir di bulan Maret, perusahaan mengirimkan lima pesawat penuh berisi iPhone dari China dan India ke AS sebelum tarif baru berlaku pada 9 April 2025. Langkah ini menunjukkan upaya Apple untuk menghindari kenaikan harga yang diakibatkan oleh tarif impor.
Namun, meski Apple berusaha keras untuk mempertahankan harga iPhone, jika tarif tersebut meningkat lebih tinggi lagi, perusahaan mungkin tidak lagi dapat mempertahankan harga jualnya saat ini. Di sisi lain, Apple juga merencanakan untuk memaksa pemasoknya untuk menurunkan harga komponen iPhone. Ini adalah strategi untuk membantu menekan biaya dan mempertahankan margin keuntungan yang ada.
Sebagai tambahan, dampak dari kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi Apple secara langsung. Kenaikan harga iPhone juga berpotensi berimbas pada industri teknologi secara keseluruhan, karena produk-produk yang terhubung erat dengan ekosistem Apple akan terdampak. Komponen-komponen yang digunakan dalam produksi iPhone juga dapat mengalami kenaikan harga, yang pada gilirannya dapat mengurangi daya beli konsumen.
Dengan segala upaya yang dilakukan, baik dari segi pengiriman maupun negosiasi harga komponen, situasi ini tetap menjadi tantangan besar bagi Apple. Para pengamat industri kini menantikan langkah berikutnya dari Apple dan bagaimana perusahaan akan menghadapi potensi kenaikan harga yang dapat membuat produknya semakin mahal di mata konsumen. Kenaikan harga iPhone tidak hanya menjadi masalah bagi Apple, tetapi juga bagi konsumen yang semakin khawatir tentang biaya hidup yang semakin meningkat.