![Target Rampung Akuisisi Bank Victoria, Bos BTN Optimis April 2025](https://octopus.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Target-Rampung-Akuisisi-Bank-Victoria-Bos-BTN-Optimis-April-2025.jpg)
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) saat ini tengah membangun langkah strategis dalam upaya akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Proses akuisisi ini bertujuan untuk mendukung pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN Syariah. Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya sedang menunggu keputusan resmi melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang direncanakan berlangsung pada Maret 2025.
Nixon menjelaskan bahwa Maret 2025 merupakan waktu yang ditetapkan untuk RUPS guna mendapatkan pengesahan formal untuk akuisisi tersebut. “Walaupun secara letter dari Kementerian [BUMN] sudah setuju, calon pembelinya juga sudah sepakat, tinggal menunggu keputusan resmi di RUPS,” terangnya saat ditemui di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Minggu (9/2/2025).
Dalam proses ini, BTN dan Bank Victoria Syariah telah menyelesaikan perjanjian Conditional Sale and Purchase Agreement (CSPA). Setelah keputusan RUPS disetujui, BTN akan melanjutkan dengan penandatanganan Sale and Purchase Agreement (SPA) dengan Bank Victoria Syariah. Nixon menekankan bahwa setelah akuisisi selesai, pihaknya akan melanjutkan proses spin-off BTN Syariah. “Setelah akuisisi, spin-off akan dilakukan. Mungkin antara April dan Mei,” tuturnya.
Akuisisi BVIS ini merupakan langkah strategis bagi BTN untuk nantinya dapat melakukan spin-off Unit Usaha Syariah-nya. Dalam rencana tersebut, aset BTN Syariah akan dialihkan ke BVIS yang sudah diakuisisi oleh BTN. Hal ini diharapkan dapat memberikan sinergi yang lebih kuat antara dua institusi keuangan tersebut.
Nixon juga mencatat pentingnya perubahan nama yang akan dilakukan setelah akuisisi selesai. “Nanti namanya kita ganti, ini masih milik orang sekarang. Setelah beli, baru bisa kita ganti nama,” ungkapnya. Transformasi ini, menurut Nixon, akan membawa BTN Syariah sebagai pemain besar dalam industri perbankan syariah di Indonesia, bersaing langsung dengan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dengan adanya dua bank syariah besar, BTN Syariah dan BSI, kompetisi di pasar diharapkan akan menciptakan dinamika positif bagi nasabah. Nixon percaya bahwa persaingan antara kedua belah pihak akan berdampak baik untuk konsumen. “Ini juga menyebabkan masing-masing bank akan terus berupaya meningkatkan kualitas layanan,” imbuhnya.
Dari segi produk, fokus BTN Syariah tetap berada di sektor perumahan, area yang telah menjadi kekuatan utama bank tersebut. Melalui akuisisi dan spin-off ini, BTN tidak hanya bertujuan untuk memperluas pangsa pasar di industri perbankan syariah, tetapi juga untuk meningkatkan kualitas layanan dan produk yang ditawarkan kepada masyarakat.
Dalam rangka menciptakan industri perbankan syariah yang lebih kompetitif, kehadiran BTN Syariah yang baru diharapkan dapat melengkapi layanan yang sudah ada di BSI. Dengan begitu, konsumen akan memiliki lebih banyak pilihan dalam hal produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Melalui langkah-langkah ini, BTN menunjukkan komitmennya untuk beradaptasi dengan perkembangan pasar dan kebutuhan nasabah. Dalam jangka panjang, proses akuisisi yang diiringi dengan spin-off BTN Syariah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh pemangku kepentingan serta masyarakat luas. Sementara itu, pelaksanaan RUPS yang diantisipasi pada Maret 2025 akan menjadi momentum penting dalam perjalanan transformasi BTN Syariah ke depan.