
Presiden Prabowo Subianto tidak memberikan arahan khusus terkait anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi baru-baru ini. Hal ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai pertemuannya dengan Prabowo di Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 18 Maret 2025. Pertemuan tersebut merupakan bagian dari agenda Airlangga untuk melaporkan perkembangan ekonomi terkini, termasuk penurunan IHSG yang signifikan, yang mengalami penurunan hingga 6 persen.
“Prabowo tidak memberikan arahan khusus,” tegas Airlangga setelah pertemuan tersebut. Ia menjelaskan bahwa meskipun terjadi penurunan yang substansial pada IHSG, fundamental ekonomi Indonesia tetap terlihat kuat. Menurutnya, beberapa isu yang berkembang dan mempengaruhi sentimen pasar tidak benar adanya. “Pertama, fundamental ekonomi kita kan kuat. Tentunya beberapa isu yang dikembangkan itu tidak benar,” tambahnya.
Anjloknya IHSG pada perdagangan Selasa tersebut telah menyebabkan transaksi dibekukan atau mengalami istilah trading halt. Pada pukul 11.30 WIB, IHSG tercatat di level 6.158 dengan penurunan 5,022 persen. Hal ini menjadikannya sebagai indeks pasar saham dengan penurunan terburuk di Asia dan ASEAN pada hari itu. Banyak saham dalam indeks LQ45 yang mengalami penurunan drastis, sehingga memaksa Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan sementara perdagangan guna menghindari kerugian yang lebih besar.
Kebijakan trading halt diatur dalam Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berlaku jika IHSG merosot lebih dari 5 persen. Pada penutupan perdagangan sesi pertama, IHSG mencatat penurunannya mencapai -6,11 persen. Dalam situasi tersebut, BEI diwajibkan menghentikan perdagangan selama 30 menit. Jika penurunan berlanjut hingga lebih dari 10 persen, maka perdagangan akan dihentikan kembali selama waktu yang sama hingga mendapatkan persetujuan OJK.
Airlangga menjelaskan bahwa anjloknya IHSG disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah reaksi pasar terhadap laporan keuangan yang tidak sesuai harapan dari beberapa emiten. “Ketika ada saham-saham yang turun akibat mungkin laporan keuangannya atau informasinya keluar, ini ada satu grup yang turunnya cukup dalam,” jelasnya. Selain itu, ia juga mengingatkan bahwa volatilitas di pasar saham merupakan fenomena yang normal dan terjadi di negara mana pun.
Secara keseluruhan, Airlangga menekankan bahwa meskipun IHSG mengalami penurunan yang cukup drastis, kondisi fundamental ekonomi Indonesia tetap stabil. Dia menilai penurunan saham adalah sesuatu yang wajar dan seringkali mengikuti trend pasar internasional. “Kalau dari segi fundamental kuat, sementara Indonesia juga baru merasakan dampaknya satu atau dua hari ini,” ungkapnya.
Dalam suasana ketidakpastian pasar ini, pemerintah dan instansi terkait diharapkan akan terus memonitor perkembangan dan memberikan solusi untuk menjaga stabilitas pasar. Airlangga menegaskan pentingnya untuk melakukan evaluasi atas regulasi yang ada dalam menghadapi kondisi pasar yang semakin dinamis. Dengan potensi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, diharapkan pasar saham Indonesia dapat pulih kembali dalam waktu dekat.
Seiring dengan dinamika yang terjadi di pasar keuangan, para investor diharapkan dapat tetap tenang dan mempertimbangkan fundamental investasi mereka, tanpa terpengaruh oleh rumor atau isu yang tidak berdasar. Observasi yang tepat dan pengambilan keputusan yang bijaksana menjadi kunci dalam menghadapi volatilitas pasar yang ada.