Tahanan Palestina yang Dibebaskan Israel Tiba di Ramallah dengan Sorak

Warga Palestina yang dibebaskan dari Penjara Ofer Israel tiba di Kota Ramallah, Tepi Barat, pada Kamis (27/2) pagi. Pembebasan ini menjadi momen yang penuh emosi dan harapan bagi para keluarga dan masyarakat Palestina. Sebuah bus yang membawa puluhan tahanan Palestina yang baru dibebaskan, didampingi oleh tim Palang Merah Internasional, tiba dengan aman di Istana Budaya, lokasi di mana keluarga para tahanan telah menunggu dengan penuh rasa haru.

Kedatangan bus tersebut disambut meriah oleh kerumunan yang berkumpul di lokasi, yang mengekspresikan kegembiraan melalui sorak-sorai dan teriakan. Menurut laporan Anadolu, saat para tahanan melangkah keluar dari bus, mereka langsung disambut oleh keluarga dengan pelukan dan tangisan bahagia, menggambarkan perasaan campur aduk yang dialami setelah terpisah dalam waktu yang lama.

Kantor Informasi Tahanan kelompok Hamas mengabarkan bahwa sekitar 43 tahanan diperkirakan akan dibebaskan ke Tepi Barat, termasuk Yerusalem. Pembebasan ini merupakan bagian dari gelombang ketujuh kesepakatan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel yang sempat tertunda. Totalnya, diperkirakan 620 tahanan akan dibebaskan dalam konteks perjanjian ini, dan banyak di antara mereka merasa sangat bersyukur atas kebebasan yang baru mereka peroleh.

Beberapa tahanan tampak menunjukkan tanda-tanda kelelahan akibat masa tahanan yang lama. Dalam beberapa kasus, mereka harus dipindahkan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Gubernur Ramallah dan Al-Bireh, Laila Ghannam, menyampaikan bahwa para tahanan ketika dibebaskan datang dengan mengenakan pakaian yang bertuliskan slogan-slogan rasis dan provokatif. Namun, mereka kemudian diberikan pakaian baru setelah tiba di Ramallah.

Seluruh proses pembebasan ini juga diwarnai oleh laporan kondisi kesehatan para tahanan. Beberapa di antaranya dilaporkan menderita penyakit kulit, dan ada yang meminta pemeriksaan medis mendesak setelah pengalamannya di penjara. Dalam satu wawancara, Saeed Diab, salah satu tahanan yang dibebaskan dan berasal dari kota Qalqilya, menceritakan bahwa ia menjalani hukuman 27 tahun penjara dan telah menghabiskan 18 tahun di balik jeruji besi. Dengan penuh emosi, Diab mengungkapkan bahwa ia merasa seolah-olah kembali dari kematian menuju kehidupan.

Kantor berita resmi Palestina, WAFA, menginformasikan bahwa bus yang tiba di Istana Budaya Ramallah membawa 37 tahanan. Selain mereka, seorang tahanan dari Betlehem harus dipindahkan dengan ambulans ke rumah sakit setelah mengalami koma di Rumah Sakit Hadassah Ein Kerem, Yerusalem. Ada pula berita mengenai lima tahanan yang dibebaskan yang tiba di Yerusalem dengan kondisi yang bervariasi, termasuk Ahed Natsha yang tiba dengan borgol.

Proses pembebasan ini adalah bagian dari perjanjian yang lebih besar, termasuk tahap pertama gencatan senjata Gaza yang dimulai pada 19 Januari. Perjanjian tersebut dirancang dalam tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari, dengan syarat negosiasi yang diperlukan sebelum beralih ke tahap berikutnya. Faksi-faksi Palestina berkomitmen untuk memenuhi syarat ini dengan membebaskan sandera, baik yang hidup maupun yang sudah meninggal.

Selama enam gelombang pertukaran tahanan yang sudah berlangsung, Israel telah membebaskan lebih dari 1.135 tahanan Palestina, termasuk beberapa di antaranya menjalani hukuman seumur hidup. Meski terdapat pencapaian dalam pembebasan tahanan, jumlah total tahanan yang diperkirakan akan kembali ke keluarga mereka dalam gelombang ini masih menjadi sorotan, di mana harapan akan kebebasan tetap menyala di kalangan banyak rakyat Palestina.

Back to top button