Syok! Dedi Mulyadi Soroti Sampah di Pasar Caringin: Ini Pasar atau Sawah?

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap kondisi lingkungan di Pasar Caringin, Kawasan Ciparay, Kota Bandung. Dalam inspeksi mendadak yang dilakukan pada Rabu (30/4/25), Dedi terlihat syok dan bingung menyaksikan tumpukan sampah yang tidak terurus di pasar tersebut. Ia bahkan menyatakan, “Ini pasar apa? Pasar Caringin.. ini pasar kayak sawah mau ditanami ini,” menggarisbawahi kesedihan atas situasi yang dihadapi.

Situasi di Pasar Caringin sangat memperihatinkan. Jalanan yang biasanya ramai dengan aktivitas pedagang dan pembeli kini dipenuhi dengan sampah yang bercampur tanah basah, menciptakan suasana becek dan tidak nyaman. Dedi menyoroti, tumpukan sampah yang ada mungkin mencapai 1000 ton, menjadikan pasar ini mirip dengan tempat pembuangan sampah. “Lihat ini pasar kayak sawah mau ditanami, Ya Allah Ya Robbi,” ujarnya dengan nada keprihatinan.

Dia juga menyoroti bagaimana para pedagang tampak terbiasa dengan keadaan tersebut. Meski lingkungan sekitar kumuh, mereka masih menjalankan aktivitas jual beli dengan santai. Hal ini menjadi sorotan Dedi, yang mempertanyakan bagaimana manusia bisa hidup dengan nyaman di tempat seperti itu. “Ini kok manusia bisa hidup di sini?” tanyanya, tidak percaya dengan kenyataan yang ada.

Pasar Caringin merupakan salah satu pasar induk yang terkenal di Bandung, di mana berbagai kebutuhan masyarakat, seperti sayur, daging, dan bumbu masak, dapat ditemukan. Namun, kondisi saat ini menempatkan pasar tersebut di bawah ancaman serius dari segi kesehatan dan kebersihan. Tumpukan sampah yang tidak terkelola menciptakan masalah lingkungan yang tidak dapat diabaikan lagi.

Produksi sampah di Pasar Caringin sebenarnya cukup besar, mencapai 60 ton setiap harinya, namun ritase angkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti terpaksa dikurangi. Sebelum adanya kebakaran TPA Sarimukti pada 2023, pengangkutan sampah dilakukan sebanyak 10 ritase per hari. Sekarang, frekuensi pengangkutan ini menurun drastis menjadi hanya 3 ritase. Hal ini menyebabkan akumulasi sampah yang sangat signifikan, dan Dedi mengecam situasi ini dengan keras.

Sebagai solusi, Dedi Mulyadi menyarankan agar Pasar Caringin segera dilengkapi dengan alat pengolahan sampah modern, seperti incinerator, untuk mengaddress masalah ini. “Segera kita beresin pasar Caringin, tetapi bapak berkomitmen segera menyiapkan incinerator,” tegasnya. Dia ingin pengelola pasar mengambil tindakan cepat dan berkomitmen untuk memperbaiki keadaan yang ada.

Tak hanya menyalurkan kritik, Dedi juga menunjukkan kepedulian untuk mencari jalan keluar dari permasalahan ini. Tanpa solusi nyata, Pasar Caringin tidak hanya akan berlanjut dalam kondisi kumuh, tetapi juga akan mendatangkan dampak kesehatan yang lebih besar bagi masyarakat yang bergantung pada keberadaan pasar tersebut.

Penting bagi pihak pengelola untuk lebih bertanggung jawab dalam mengelola sampah dan memastikan bahwa langkah-langkah yang tepat diambil untuk mencegah situasi serupa terjadi di masa depan. Dedi menekankan bahwa tindakan segera diperlukan agar Pasar Caringin tidak hanya dikenal sebagai pusat grosir, tetapi juga sebagai contoh bagi pasar lain dalam pengelolaan sampah yang profesional dan berkelanjutan. Ke depan, berharap Pasar Caringin akan kembali menjadi lokasi yang nyaman bagi semua pengunjung dan pedagang, serta tidak lagi menghadapi masalah lingkungan yang serius.

Berita Terkait

Back to top button