Aktor Surya Saputra memperkenalkan keragaman kuliner Betawi kepada anak-anaknya pada bulan Ramadan ini. Dalam upaya mempertahankan dan mengenalkan budaya kuliner Indonesia, Surya ingin anaknya, terutama Bima, mengenal dan mencintai hidangan-hidangan tradisional yang kaya akan cita rasa. Dalam sebuah percakapan santai yang dikutip pada Kamis (20/3), Surya menyatakan kecintaannya terhadap kuliner Indonesia, khususnya yang berasal dari Betawi.
Surya menyoroti keberadaan ikan nila sebagai salah satu bahan utama dalam berbagai hidangan Betawi. “Ada ikan nila pecak, ada apa lagi masakan Betawi kan, eh tahunya dia jadi doyan banget,” kata Surya, menggambarkan betapa senangnya melihat anaknya menikmati makanan tradisional tersebut. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dalam mengenalkan warisan budaya kepada generasi muda.
Ikan nila, yang merupakan bahan makanan yang sering digunakan dalam masakan khas Betawi, diharapkan Surya bisa menjadi jembatan bagi anak-anaknya untuk lebih mengenal kuliner lokal. Dalam tradisi kuliner Betawi, ikan nila bisa diolah menjadi berbagai hidangan lezat seperti pecak nila, gabus pucung (dengan modifikasi ikan nila), atau nila pesmol. Dengan cara ini, Surya ingin menanamkan rasa kecintaan terhadap makanan tradisional sekaligus memberikan pemahaman akan informasi budaya yang lebih dalam kepada anak-anaknya.
Kegiatan Surya dalam mengenalkan kuliner Betawi ini tidak hanya terbatas pada lingkungan rumah, tetapi juga mencerminkan semangatnya untuk menjaga dan melestarikan tradisi kuliner Indonesia agar tetap dikenal oleh generasi mendatang. Bersama istrinya, penyanyi Cynthia Lamusu, Surya aktif dalam bisnis kuliner yang juga mendukung misi tersebut. Pasangan ini percaya bahwa melalui usaha kuliner, mereka bisa berkontribusi dalam memperkenalkan dan mempopulerkan makanan khas Indonesia kepada masyarakat luas.
Surya Saputra berharap pengenalan hidangan-hidangan Betawi kepada anak-anaknya dapat menciptakan rasa bangga terhadap budaya sendiri. Harapannya, anak-anak tidak hanya menikmati hidangan tersebut, tetapi juga memiliki rasa kepedulian dan rasa cinta yang dalam terhadap kebudayaan Indonesia. “Saya ingin agar tradisi kuliner Indonesia tetap lestari dan dikenal oleh generasi muda,” tambahnya.
Pengenalan kuliner tradisional tidak hanya berfokus pada cita rasa, tetapi juga dapat melibatkan nilai-nilai pendidikan. Surya melihat pentingnya membagikan pengalaman kuliner kepada anak-anak sebagai langkah untuk memperkenalkan aspek kebudayaan yang tak ternilai. Melalui makanan, anak-anak dapat belajar mengenai sejarah dan cerita di balik setiap hidangan, yang menjadikannya lebih dari sekadar makanan, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya.
Dalam konteks bulan Ramadan, tradisi berbuka puasa menjadi momen yang tepat untuk menyajikan hidangan-hidangan khas Betawi yang kaya rasa. Momen ini menjadi kesempatan bagi Surya untuk mengajak anak-anaknya menjalani tradisi berbuka puasa dengan makan bersama sambil saling bercerita, sehingga mereka dapat merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam keluarga.
Dengan langkah-langkah yang diambil oleh Surya Saputra untuk mengenalkan kuliner Betawi, diharapkan generasi muda dapat terdidik untuk lebih mengenal dan mencintai budaya kuliner mereka sendiri. Ini adalah langkah kecil namun signifikan dalam membangun kesadaran akan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Surya berharap bahwa melalui menu-menu sederhana dari lidah lokal, anak-anaknya akan tumbuh dengan rasa cinta yang mendalam terhadap kuliner Indonesia, dan sebagai generasi penerus, mereka dapat melanjutkan tradisi ini di masa depan.