
Surat utang yang diterbitkan oleh sejumlah bank di Indonesia diperkirakan akan segera jatuh tempo pada kuartal II tahun 2025. PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyatakan bahwa likuiditas perbankan saat ini masih dalam posisi yang kuat untuk melunasi kewajiban utang tersebut. Empat bank yang memiliki surat utang jatuh tempo pada periode ini adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk., PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Menurut analis Pefindo, Danan Dito, meskipun ada tantangan eksternal dari kondisi global, termasuk konflik perdagangan, likuiditas bank tetap solid. Dito berpendapat bahwa bank-bank tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam melakukan pembayaran utang yang jatuh tempo. “Dari sisi surat utang yang akan jatuh tempo, seharusnya tidak terlalu banyak masalah untuk melakukan pembayaran,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers virtual.
Dito menambahkan, tantangan yang ada akan mendorong bank untuk lebih berhati-hati dalam merencanakan penerbitan surat utang baru. Sama halnya dengan pertumbuhan penerbitan surat utang di masa depan, para bank akan mempertimbangkan proyeksi kondisi global sebelum mengambil langkah lebih lanjut. “Bank harus melihat bagaimana perkembangan perang dagang dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi ekonomi,” katanya.
Lebih jauh, Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo, Suhindarto, mengungkapkan bahwa saat ini Pefindo memiliki mandat pemeringkatan surat utang untuk sektor perbankan senilai Rp12,6 triliun per 31 Maret 2025. Dalam context ini, sektor perbankan menjadi salah satu sektor dengan nilai penerbitan terbesar setelah sektor multifinance yang mencatat nilai penerbitan Rp14,8 triliun.
Suhindarto mencatat bahwa meskipun ada tekanan, data historis menunjukkan bahwa sektor perbankan secara konsisten melakukan penerbitan yang signifikan dari tahun ke tahun. Tahun ini, sektor perbankan telah menerbitkan surat utang senilai Rp5 triliun pada triwulan pertama, menunjukkan adanya keinginan untuk tetap aktif meskipun ada tantangan eksternal yang perlu diperhatikan.
Berdasarkan rencana atau pipeline yang disusun oleh Pefindo, total nilai surat utang yang diharapkan dapat diterbitkan dalam tahun ini mencapai sekitar Rp17 triliun jika semua rencana ini terealisasi. Ini hampir mendekati jumlah surat utang yang akan jatuh tempo di tahun ini.
Meski ada variasi dalam jumlah penerbitan surat utang dari tahun ke tahun, tren menunjukkan bahwa sektor perbankan terus beradaptasi. Dalam beberapa tahun terakhir, rata-rata penerbitan surat utang perbankan tetap berada di bawah Rp20 triliun. Pada tahun 2023, misalnya, penerbitan tercatat mencapai Rp12,3 triliun, dan naik menjadi Rp15,9 triliun pada tahun 2024.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, sektor perbankan tampak tetap optimis dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan. Likuiditas yang kuat dan perencanaan yang hati-hati diharapkan akan memfasilitasi proses pembayaran utang serta mendukung pertumbuhan di masa mendatang. Kesiapan bank dalam menghadapi jatuh tempo obligasi ini merupakan indikator kesehatan sektor tersebut di tengah ketidakpastian ekonomi global.