Stok Bulog Capai 3,5 Juta Ton: Tertinggi Sejak Kemerdekaan!

Stok cadangan beras pemerintah Indonesia mencatatkan rekor tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Pada tanggal 4 Mei 2025, tepat pukul 13.16 WIB, Gudang Bulog melaporkan bahwa stok beras mencapai angka 3.502.895 ton. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan pencapaian ini sebagai tonggak penting dalam ketahanan pangan nasional yang menunjukkan keberhasilan kerja keras petani dan efektivitas kebijakan pemerintah.

Dalam pernyataannya, Amran mengatakan, “Ini pertama kalinya dalam 57 tahun terakhir, stok cadangan beras pemerintah menembus lebih dari 3,5 juta ton dalam periode Januari hingga Mei.” Lonjakan signifikan stok beras pada tahun ini bahkan tercatat sebagai yang tercepat sepanjang sejarah. Dalam waktu hanya empat bulan, stok cadangan beras melonjak dari 1,7 juta ton pada Januari 2025 menjadi 3,5 juta ton. Hal ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,8 juta ton tanpa melibatkan impor.

Data historis menunjukkan bahwa angka ini melampaui rekor sebelumnya pada Juni 1997 yang mencapai 3.029.049 ton, menjadikannya rekor tertinggi sepanjang sejarah Bulog sejak didirikan. Selain itu, selama bulan April 2025, Bulog berhasil menyerap 1,06 juta ton beras, yang menjadikan total serapan beras dari Januari hingga Mei 2025 menjadi 1,8 juta ton. Semua beras tersebut berasal dari serapan petani lokal, yang menunjukkan ketahanan pangan tanpa ketergantungan pada impor.

Pencapaian ini diperkuat oleh proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa produksi beras nasional akan mencapai 18,76 juta ton hingga akhir Juni 2025. Sejalan dengan itu, laporan dari United States Department of Agriculture (USDA) memperkirakan produksi beras Indonesia tahun ini akan mencapai 34,6 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN.

Sukses ini tidak lepas dari kebijakan strategis yang digulirkan oleh Presiden Prabowo Subianto, yang berfokus pada swasembada pangan. Kebijakan tersebut meliputi peningkatan kuota pupuk bersubsidi hingga 100%, reformasi sistem distribusi pupuk, dan kenaikan harga gabah petani menjadi Rp6.500 per kilogram. Hal ini memberikan insentif bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Mentan Amran menekankan bahwa pencapaian ini merupakan hasil sinergi antara kebijakan yang tepat dan semangat pelaku sektor pertanian. “Kita patut bersyukur dan bangga. Saat negara lain menghadapi krisis pangan, Indonesia justru surplus beras tanpa impor. Ini adalah bukti nyata bahwa dukungan kepada petani membuahkan hasil yang luar biasa,” ujarnya.

Untuk menjaga kestabilan stok, Mentan menegaskan bahwa pemerintah akan terus memonitor dan memperkuat angka stok cadangan beras hingga mencapai target 4 juta ton. “Saya optimistis target tersebut bisa tercapai dalam waktu dekat,” ungkapnya. Saat ini, Bulog bahkan perlu menyewa tambahan gudang berkapasitas 1,1 juta ton untuk menyimpan surplus beras yang terus meningkat.

Mengatasi masalah kapasitas penyimpanan, Presiden Prabowo telah menginstruksikan pembangunan 25 ribu gudang improvisasi berbahan tahan lama di berbagai wilayah. Gudang-gudang ini dirancang untuk bertahan 5 hingga 10 tahun, sebagai solusi sementara sampai pembangunan gudang permanen selesai.

Keberhasilan ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan langkah-langkah yang terencana, Indonesia berpotensi untuk menjadi lumbung pangan strategis di tengah tantangan krisis pangan global yang semakin meningkat.

Berita Terkait

Back to top button