Spekulasi Harga Pi Network, Akankah Token Ini Menguat atau Anjlok?

Pi Network tengah menjadi sorotan menjelang peluncuran mainnet yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Maret. Langkah ini diantisipasi sebagai momen penting bagi para pionir yang telah mengumpulkan token sejak jaringan ini pertama kali diluncurkan lebih dari tujuh tahun lalu. Dengan peluncuran ini, pengguna akhirnya dapat memonetisasi aset digital mereka dan menggunakannya dalam ekosistem yang dikembangkan oleh proyek tersebut.

Peluncuran Mainnet dan Potensi Dampaknya
Peluncuran mainnet diharapkan membawa perubahan besar dalam ekosistem Pi Network. Para pionir yang selama ini menambang token melalui aplikasi mobile akan mendapatkan akses untuk melakukan transaksi di jaringan blockchain yang lebih terbuka. Selain itu, pengembang di dalam ekosistem ini akan memiliki kesempatan untuk memperkenalkan aplikasi yang mereka bangun kepada komunitas pengguna yang luas.

Namun, masih banyak aspek yang belum terungkap terkait peluncuran mainnet, termasuk harga awal token saat mulai diperdagangkan di bursa. Spekulasi menyebutkan bahwa harga awal koin Pi akan berada di angka $3,14 atau sekitar Rp5,14 juta per token. Kendati demikian, para analis memperingatkan adanya risiko volatilitas harga yang tinggi setelah peluncuran, yang berpotensi menyebabkan nilai token turun drastis.

Faktor-Faktor yang Berpotensi Menekan Harga Pi
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan harga Pi mengalami penurunan setelah peluncuran mainnet, antara lain:

  1. Penjualan Balas Dendam
    Banyak pionir yang telah menambang token Pi selama bertahun-tahun tanpa kepastian mengenai masa depan proyek ini. Setelah menunggu lama, beberapa pengguna kemungkinan akan langsung menjual token mereka saat mainnet diluncurkan untuk mendapatkan keuntungan cepat. Fenomena ini dikenal sebagai penjualan balas dendam, di mana para pemegang token ingin merealisasikan keuntungan mereka setelah menunggu sekian lama.

  2. Efek Airdrop pada Token Tap-to-Earn
    Tren yang terlihat pada proyek tap-to-earn sebelumnya menunjukkan bahwa harga token cenderung turun drastis setelah diluncurkan di pasar. Contohnya adalah Hamster Kombat (HMST) yang telah mengalami penurunan lebih dari 90% dari harga tertingginya. Demikian pula dengan proyek lain seperti DOGS dan Notcoin, yang mengalami tren penurunan serupa. Hal ini dapat terjadi pada Pi Network karena model penambangannya serupa dengan proyek-proyek tersebut.

  3. Faktor Musiman dalam Pasar Kripto
    Berdasarkan data historis dari CoinGlass, pasar kripto sering kali mengalami tren pelemahan pada kuartal ketiga. Jika peluncuran mainnet terjadi menjelang akhir kuartal ini, ada kemungkinan harga Pi juga terdampak oleh faktor musiman yang menyebabkan minat pasar terhadap aset kripto menurun.

Prospek Masa Depan Pi Network
Meskipun ada risiko harga jatuh setelah peluncuran, Pi Network tetap menjadi proyek yang menarik perhatian banyak pihak. Berbeda dengan kebanyakan token tap-to-earn lainnya, Pi telah membangun ekosistem yang lebih luas, termasuk platform blockchain, browser terintegrasi, dan forum komunitas Fireside. Hal ini menunjukkan adanya komitmen untuk menciptakan utilitas nyata bagi token yang telah dikumpulkan oleh penggunanya.

Dengan semakin dekatnya peluncuran mainnet, para pionir dan investor kripto terus mencermati setiap perkembangan terbaru terkait proyek ini. Bagaimana Pi Network akan bertahan di pasar dan apakah proyek ini mampu mempertahankan nilai tokennya setelah peluncuran, masih menjadi pertanyaan besar yang hanya bisa dijawab setelah jaringan ini resmi beroperasi penuh.

Back to top button