Sinopsis Film ‘Among the Believers’: Pertarungan Ideologi Terkini di Pakistan

Film dokumenter “Among the Believers” yang dirilis pada tahun 2015, disutradarai oleh Hemal Trivedi dan Mohammed Naqvi, membahas isu radikalisasi melalui pendidikan agama di Pakistan. Dalam film ini, penonton dibawa pada perjalanan yang mendalam mengenai pertarungan ideologi yang sangat relevan di negara tersebut, terutama melalui lensa dua tokoh utama yang berlawanan: Maulana Abdul Aziz dan Dr. Pervez Hoodbhoy.

Maulana Abdul Aziz merupakan pemimpin madrasah di Lal Masjid (Masjid Merah) yang terkenal dengan ajaran Islam radikalnya. Ia berpegang teguh pada keyakinan bahwa untuk menjadikan Pakistan sebagai negara Islam sejati, penerapan hukum syariah yang ketat dan jihad adalah langkah yang tidak bisa dihindari. Aziz mengajarkan kepada murid-muridnya bahwa mereka harus siap dan berani berjuang demi syariat Islam, yang dianggapnya sebagai jalan satu-satunya.

Di sisi lain, Dr. Pervez Hoodbhoy, seorang ilmuwan dan aktivis liberal, melawan ideologi ekstremis ini. Ia menggunakan platformnya untuk menyerukan pentingnya pendidikan sekuler dan penolakan terhadap indoktrinasi di madrasah konservatif. Hoodbhoy percaya bahwa pendidikan berbasis ilmu pengetahuan dan toleransi dapat menjadi solusi untuk menghentikan siklus kekerasan yang dipicu oleh radikalisasi.

Film ini tidak hanya berfokus pada pertarungan ideologi antara dua tokoh tersebut tetapi juga menggambarkan dampak dari ajaran radikal tersebut melalui kisah dua anak murid madrasah, Talha dan Zarina. Talha, seorang bocah berusia 12 tahun, tumbuh dalam lingkungan ekstremis dan bercita-cita menjadi pejuang jihad. Dalam pikiran Talha, jihad adalah panggilan suci yang harus dijawab. Sebaliknya, Zarina, seorang gadis muda, memilih untuk melarikan diri dari madrasah demi mendapatkan pendidikan sekuler, meskipun ia harus menghadapi tekanan besar dari keluarganya yang menginginkannya tetap dalam lingkup ajaran radikal.

Secara keseluruhan, “Among the Believers” menyajikan gambaran yang jelas tentang bagaimana anak-anak dalam masyarakat Pakistan bisa terjebak dalam dogma kekerasan sejak usia dini. Melalui pendekatan naratif yang kuat, penonton diajak untuk memahami proses perekrutan dan indoktrinasi yang berlangsung di luar kendali mereka. Film ini juga mengajak kita untuk merenung tentang konsekuensi dari pendidikan berbasis kekerasan dan bagaimana hal itu membentuk masa depan generasi mendatang.

Isu yang diangkat dalam “Among the Believers” tidak hanya berfokus pada Pakistan; ia mencerminkan masalah global yang lebih luas mengenai pendidikan, keagamaan, dan radikalisasi. Dalam konteks ini, penonton dibiarkan mempertanyakan bagaimana pendidikan bisa digunakan sebagai alat memberdayakan atau justru menghancurkan sebuah bangsa.

Mengingat sensitivitas konten film ini, “Among the Believers” bisa memicu diskusi yang kontroversial di kalangan masyarakat. Banyaknya ideologi yang bertentangan dapat menciptakan perdebatan panjang tentang kebebasan berpendapat, pendidikan, dan ancaman radikalisasi yang terus berkembang. Oleh karena itu, film ini bukan hanya sebuah dokumenter, melainkan sebuah platform untuk dialog yang sangat diperlukan dalam menangani isu terorisme dan ekstremisme di era modern ini.

Back to top button