Setneg Beberkan Alasan Unggahan Video Monolog Gibran di YouTube

Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menegaskan bahwa unggahan video monolog Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming di saluran YouTube pribadinya bertujuan untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan mengurangi bias di kalangan publik. Dalam konteks ini, Juri menggarisbawahi pentingnya penyampaian informasi langsung dari sumber resmi agar masyarakat terhindar dari informasi yang dapat menyesatkan.

“Kadang-kadang informasi yang beredar sering kali sudah bias dan tidak benar, karena itu, baik sekali kalau para pejabat bisa menyampaikan langsung informasi yang benar yang dimiliki, termasuk Pak Wapres,” ujar Juri saat ditemui di acara Halal Bihalal Ikatan Keluarga Besar Tegal Bahari Ayu (IKBT-BA) di Jakarta, Minggu (27/4/2025).

Video monolog tersebut menjadi perhatian publik setelah diunggah pada 19 April 2025, dengan judul “Generasi Muda, Bonus Demografi dan Masa Depan Indonesia”. Dalam video tersebut, Gibran menyampaikan motivasi kepada generasi muda dan memaparkan data penting untuk mendorong mereka bergerak maju. Namun, video tersebut juga mendapat reaksi beragam dari netizen, dengan banyak komentar yang bersifat negatif.

Sebagai tanggapan atas kritik yang muncul, Juri menegaskan bahwa tugas seorang pejabat publik adalah menyampaikan informasi terkait kebijakan dan program pemerintah. “Salah satu pekerjaan pejabat itu ya bicara, menyampaikan hal yang menjadi kebijakan,” ungkapnya. Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi yang baik antara pejabat dan masyarakat adalah hal yang esensial demi transparansi dan kejelasan informasi.

Dia juga berharap agar masyarakat dapat mendapatkan informasi yang lebih tepat dan langsung dari sumbernya. “Masyarakat tidak banyak mendapatkan informasi-informasi yang sudah di-cloning atau framing sehingga bias informasi,” lanjutnya. Melalui video dan inisiatif serupa, pejabat seperti Gibran diharapkan dapat meredakan kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat dan memberikan penjelasan yang komprehensif.

Meski demikian, respons negatif terhadap video Gibran tidak bisa diabaikan. Video yang sudah ditonton lebih dari 1,1 juta kali ini menerima banyak komentar dari netizen yang mempertanyakan kemampuan Gibran sebagai pejabat publik. Beberapa dari mereka bahkan membanjiri video tersebut dengan dislike, meskipun jumlah tersebut tidak terlihat di platform YouTube.

Reaksi terhadap konten ini menarik perhatian YouTuber Andovi da Lopez, yang menyayangkan perlakuan netizen terhadap video Gibran. Dalam video reaksi yang diunggahnya, Andovi meminta agar netizen berhenti melakukan bullying dan dislike terhadap Wapres Gibran. “Stop dislike video wapres kita!” ungkapnya. Ia juga menegaskan bahwa informasi mengenai jumlah dislike yang beredar di internet adalah hoaks.

Perhatian dari publik terhadap unggahan Gibran menunjukkan betapa kompleksnya dinamika komunikasi antara pejabat publik dan masyarakat. Dalam situasi ini, penting bagi pejabat untuk tetap konsisten dalam menyampaikan informasi yang akurat serta berupaya memahami reaksi masyarakat.

Sebagai langkah ke depan, Gibran dan timnya perlu mengevaluasi cara penyampaian informasi agar lebih menarik dan mudah diterima oleh masyarakat. Seiring dengan tantangan di era digital, penyampaian informasi secara langsung melalui saluran yang dapat diakses masyarakat menjadi semakin penting. Ini termasuk mempertimbangkan kritik konstruktif dari publik untuk memperbaiki komunikasi di masa mendatang.

Dalam konteks ini, apa yang dilakukan oleh Gibran diharapkan bisa menjadi langkah positif dalam menanggapi kebutuhan masyarakat akan informasi yang jelas dan akurat. Langkah tersebut harus ditindaklanjuti dengan strategi komunikasi yang lebih efektif untuk membangun hubungan yang lebih baik antara pemerintah dan publik.

Berita Terkait

Back to top button