Sering Melahirkan Normal, Ternyata Tingkatkan Risiko HPV!

Jakarta, Octopus – Melahirkan secara normal sering dianggap sebagai cara yang sehat dan alami bagi banyak wanita. Namun, studi terbaru menunjukkan bahwa melahirkan normal secara berulang dapat meningkatkan risiko terinfeksi Human Papillomavirus (HPV), sebuah virus yang dapat berkontribusi terhadap pengembangan kanker serviks.

Dokter spesialis obstetri ginekologi konsultan onkologi dari RSK Dharmais, dr. Widyorini Lestari Hanafi Sp.OG(K)Onk, menjelaskan bahwa semakin sering seorang wanita melahirkan secara normal, risiko terkena HPV dapat meningkat. “Hal ini disebabkan oleh pergerakan serviks yang terbuka saat proses melahirkan, lalu tertutup kembali. Proses ini dapat menyebabkan trauma pada sel-sel serviks, meningkatkan kemungkinan terpapar infeksi HPV,” ungkap dr. Wini dalam sebuah diskusi mengenai kanker serviks di Jakarta.

Dalam proses melahirkan normal, bayi melewati saluran vagina, serviks, atau vulva, yang dapat terpapar virus HPV. Proses ini juga dapat menyebabkan luka atau lecet kecil pada vagina, yang berpotensi menjadi pintu masuk bagi virus HPV ke dalam tubuh bayi.

Pengaruh usia menikah juga turut berkontribusi terhadap risiko ini. Wanita yang menikah di usia muda dan aktif secara seksual sebelum mencapai kematangan organ kandungan berisiko lebih tinggi terjangkit HPV. “Faktor risiko ini bukan penyebab langsung, tetapi dapat memperbesar kemungkinan infeksi HPV. Menikah muda dengan banyak pasangan seksual dapat menjadi kombinasi yang berbahaya,” jelas dr. Wini lebih lanjut.

Dalam hal pencegahan, meskipun HPV tidak bisa sepenuhnya terhindar, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko virus ini berkembang menjadi kanker serviks. Beberapa langkah tersebut meliputi:

1. Menjaga kebersihan organ kewanitaan.
2. Rajin mencuci tangan setelah menggunakan toilet.
3. Vaksinasi untuk anak perempuan mulai usia 9 sampai 14 tahun.
4. Melakukan tes HPV dan pap smear untuk wanita dewasa di atas 30 tahun yang sudah aktif secara seksual, dengan IVA tes dilakukan setiap tiga tahun sekali.

Dengan pendekatan yang tepat dan kesadaran mengenai risiko-risiko ini, wanita dapat lebih waspada terhadap kesehatan reproduksi mereka. Masyarakat perlu diberi edukasi lebih tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan dan vaksinasi untuk mencegah penularan HPV.

Kesehatan reproduksi merupakan aspek penting dari kesehatan umum wanita. Oleh karena itu, perhatian dan tindakan yang tepat dapat mencegah dampak kesehatan jangka panjang dari virus HPV, memberikan perlindungan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi generasi mendatang.

Pentingnya pendidikan kesehatan dan pendekatan preventif tidak boleh diabaikan. Dengan informasi yang tepat, wanita diharapkan dapat membuat keputusan yang lebih baik mengenai kesehatan reproduksi mereka dan menyalurkan pengetahuan yang didapat kepada orang-orang di sekitarnya.

Exit mobile version