Serangan Siber ke RI Turun 29,5% di 2024: 36 Juta Terblokir!

Kaspersky, perusahaan keamanan siber yang berbasis di Rusia, melaporkan bahwa sebanyak 36 juta upaya serangan siber berhasil diblokir di Indonesia pada tahun 2024. Jumlah ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 29,44% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebanyak 51 juta serangan. Data ini diperoleh dari pemrosesan dan pengumpulan informasi yang dilakukan oleh Kaspersky Security Network (KSN) yang melibatkan pengguna secara sukarela. Hasil analisis ini menempatkan Indonesia di posisi ke-71 secara global dalam pemeringkatan negara yang terpengaruh oleh ancaman lokal.

Sebagian besar insiden serangan yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh worm dan virus file. Selain itu, metode penyebaran malware melalui media fisik seperti drive USB, CD, dan DVD juga turut menyumbang kepada ancaman yang dihadapi oleh para pengguna. Dalam konteks ini, perhatian terhadap edukasi serta pelatihan keamanan siber bagi masyarakat menjadi sangat penting untuk mengurangi risiko serangan yang lebih besar di masa mendatang.

Managing Director Kaspersky untuk Asia Pasifik, Adrian Hia, menjelaskan bahwa Indonesia masih menghadapi tantangan dalam hal kekurangan talenta siber yang berkualitas. Ia menekankan bahwa minimnya pengalaman dan keahlian di bidang ini dapat memberikan dampak negatif terhadap bisnis di era digital yang semakin berkembang. Menurutnya, penguatan kapasitas talenta siber di berbagai organisasi menjadi kunci untuk menjawab kebutuhan industri.

“Saat ini, Indonesia mengalami kekurangan sekitar 500 ribu talenta digital per tahun. Jika kita melihat kebutuhan di masa depan, berdasarkan laporan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, diestimasikan bahwa sampai tahun 2030, Indonesia akan membutuhkan hingga 12 juta orang talenta digital,” ungkap Adrian dalam siaran pers yang dirilis pada tanggal 17 Februari 2025.

Adrian juga memberikan penghargaan terhadap upaya yang telah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) dalam meningkatkan kapasitas talenta digital. Kemenkomdigi menginisiasi pelatihan satu juta talenta digital di seluruh Indonesia, yang dinilai sebagai langkah positif. “Kami sangat mengapresiasi upaya dari Kemenkomdigi dan berharap lebih banyak langkah serupa dapat diambil di masa mendatang,” tambahnya.

Dalam rangka menciptakan lebih banyak talenta siber, Adrian menjabarkan beberapa strategi yang dapat diadopsi oleh perusahaan. Pertama, penting bagi karyawan untuk mengikuti program edukasi seperti Kaspersky Automated Security Awareness Platform. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran karyawan mengenai risiko ancaman keamanan siber dan cara melindungi diri serta organisasi mereka.

Kedua, perusahaan disarankan untuk melatih anggota tim TI agar memiliki keterampilan praktis dalam mengenali tanda-tanda serangan. Ini bisa dilakukan melalui pelatihan yang difokuskan pada keamanan siber, yang dapat membantu mengurangi beban tim keamanan informasi. Ketiga, langkah-langkah perlindungan data seperti mengaktifkan fitur perlindungan kata sandi, mengenkripsi perangkat, dan memastikan data dicadangkan harus menjadi prioritas utama bagi setiap organisasi.

Perkembangan positif dalam jumlah serangan yang terblokir memberikan gambaran yang lebih optimis tentang keamanan siber di Indonesia. Meskipun jumlah serangan menurun, tantangan dalam hal sumber daya manusia yang kompeten di sektor ini tetap menjadi pekerjaan rumah. Kesadaran dan pendidikan yang lebih baik akan menjadi landasan untuk memperkuat ketahanan siber di negara ini, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi digital yang berkelanjutan.

Back to top button