Serangan Drone Rusia di Odesa Sebabkan 160 Ribu Orang Kedinginan

Rusia baru-baru ini melancarkan serangan pesawat nirawak yang menargetkan kota Odesa, Ukraina, menyebabkan pemadaman listrik yang parah dan krisis pemanas di tengah suhu dingin di bawah nol derajat Celsius. Serangan yang terjadi pada Rabu tersebut menyebabkan lebih dari 160.000 orang kehilangan akses pada pemanas mereka, mengingat kondisi cuaca yang semakin memburuk.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut membawa dampak signifikan berupa empat orang terluka, termasuk seorang anak. Pemadaman ini berdampak luas pada infrastruktur, merusak sistem pemanas di sekitar 500 gedung apartemen, 13 sekolah, beberapa taman kanak-kanak, dan rumah sakit. Dengan suhu di Odesa mencapai minus 6 derajat Celsius, kekhawatiran akan ancaman bagi keselamatan warga meningkat.

“Dari serangan rudal dan pesawat nirawak, fasilitas energi sipil tetap menjadi sasaran utama selama hampir tiga tahun konflik ini,” jelas Zelenskyy melalui pernyataan di aplikasi Telegram. Data dari militer Ukraina menunjukkan bahwa dalam serangan tersebut, Rusia meluncurkan sebanyak 167 pesawat nirawak. Meskipun pasukan pertahanan udara Ukraina berhasil menembak jatuh 106 dari pesawat nirawak tersebut, 56 pesawat lainnya hilang berkat penggunaan teknologi peperangan elektronik yang aktif digunakan oleh Ukraina.

Sejak Maret 2024, serangan terhadap infrastruktur listrik Ukraina terjadi dengan intensitas tinggi, berdampak terhadap hampir setengah dari kapasitas pembangkit listrik yang ada, yang akhirnya memicu pemadaman listrik luas di berbagai wilayah. Wali Kota Odesa, Hennadiy Trukhanov, mengatakan bahwa para pekerja energi sedang berupaya menilai dampak serangan tersebut di salah satu distrik permukiman terbesar di kota.

“Kondisi pemanas di wilayah ini sangat sulit. Sekolah dan taman kanak-kanak di distrik terdampak tidak akan beroperasi pada hari Rabu,” imbuhnya. Ini menunjukkan betapa seriusnya efek yang ditimbulkan dari serangan tersebut.

Lebih lanjut, video yang diunggah oleh Trukhanov menunjukkan kerusakan signifikan pada bangunan-bangunan di kota ini, dengan langit-langit, jendela, dan fasad yang hancur akibat ledakan. Salah satu warga Odesa, Tetiana, menggambarkan suasana mencekam saat serangan terjadi. “Semua orang berlarian ke aula gedung. Semua jendela pecah, dan perabotan jatuh,” ungkapnya dalam keterangannya.

Meskipun Rusia mengklaim bahwa serangan mereka tidak ditujukan pada warga sipil, realita di lapangan menunjukkan dampak brutal yang dihasilkan oleh serangan ini, dengan ribuan korban jiwa dan kehancuran yang meluas di berbagai daerah. Situasi ini semakin memperparah krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung lama di Ukraina, di mana banyak warga terpaksa menghadapi suhu dingin tanpa akses pada pemanas yang layak.

Serangan ini menggambarkan lanjutan dari konflik yang terus berkepanjangan sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022. Ketegangan antara kedua negara tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dan situasi di Odesa menjadi gambaran nyata dari dampak nyata dari perang tersebut. Dengan suhu yang terus turun dan pemadaman listrik yang meluas, warga Odesa menghadapi tantangan berat di tengah ketidakpastian yang terus meningkat akibat perang.

Back to top button