
Tel Aviv, Octopus – Pada tanggal 3 Mei 2025, sebuah rudal balistik yang diluncurkan oleh kelompok bersenjata Houthi dari Yaman berhasil menembus sistem pertahanan udara Israel dan meledak di dekat Bandara Internasional Ben Gurion. Insiden ini menyebabkan sedikitnya enam orang mengalami luka-luka, menandai salah satu dari sedikit kasus ketika pertahanan Israel gagal mencegah serangan udara.
Rudal tersebut berhasil mencapai zona sensitif, dengan ledakan terjadi di dalam perimeter bandara, yang terletak dekat area parkir Terminal 3, terminal terbesar di Ben Gurion. Video yang dipublikasikan oleh Kepolisian Israel menunjukkan kawah besar yang terbentuk sekitar satu kilometer dari area parkir pesawat, menunjukkan dampak yang serius dari serangan tersebut.
Menurut pernyataan resmi, militer Israel mengonfirmasi telah melakukan beberapa upaya pencegatan, namun rudal tetap berhasil diluncurkan. Layanan darurat setempat melaporkan bahwa enam orang yang terluka telah mendapatkan perawatan medis. Meskipun demikian, pihak bandara memastikan tidak terjadi kerusakan pada infrastruktur bandara atau landasan pacu, dan operasi penerbangan kembali berjalan normal.
Kelompok Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, menyatakan bahwa mereka meluncurkan rudal balistik supersonik yang ditujukan langsung ke Bandara Ben Gurion. Dalam pernyataan mereka, Houthi memperingatkan maskapai penerbangan tentang ketidakamanan bandara di Israel.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa tindakan balasan akan dilakukan. “Kami akan merespons tujuh kali lebih keras terhadap siapa pun yang berani melukai Israel,” ujarnya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu juga dilaporkan mengadakan rapat darurat dengan pejabat keamanan dan pertahanan untuk membahas respons militernya.
Kelompok Hamas menyatakan dukungannya terhadap tindakan Houthi, menunjukkan solidaritas mereka dalam konflik yang lebih besar di kawasan ini. Houthi dan Hamas merupakan bagian dari aliansi anti-Israel yang didukung oleh Iran, dan keduanya secara aktif menyerang kepentingan Israel dan sekutunya.
Sejak pecahnya konflik antara Israel dan Hamas pada akhir tahun 2023, Houthi telah meluncurkan rudal dan drone ke Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza. Selama periode tersebut, serangan mereka termasuk penargetan kapal-kapal kargo yang memiliki keterkaitan dengan Israel dan Amerika Serikat di perairan Laut Merah.
Serangan pada tanggal 3 Mei ini merupakan yang ketiga kalinya dalam dua hari terakhir, dan menunjukkan meningkatnya ketegangan di kawasan setelah jeda singkat serangan pada bulan Januari 2025 akibat gencatan senjata sementara. Setelah Israel melanjutkan operasi militernya di Gaza pada pertengahan Maret, Houthi kembali melancarkan serangan, mencerminkan komitmen mereka dalam mendukung perlawanan terhadap Israel.
Penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel terkait kegagalan sistem pertahanan udara mereka, yang selama ini dianggap sangat efektif dalam menghadapi ancaman udara. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan di wilayah Israel dan memperlihatkan kompleksitas situasi geopolitik di kawasan tersebut.
Dengan ancaman yang terus berlanjut dari kelompok bersenjata di sekelilingnya, keamanan Israel, terutama pada titik-titik vital seperti Bandara Ben Gurion, menjadi pokok perhatian yang meningkat. Kini, Israel berusaha untuk tidak hanya mengatasi serangan ini, tetapi juga untuk mencegah serangan serupa di masa mendatang.