
Polisi Korea Selatan mengumumkan penangkapan seorang pria berusia 56 tahun pada Minggu (30/3) yang diduga memicu kebakaran hutan besar di Provinsi Gyeongsang Utara. Kebakaran ini dilaporkan sebagai yang terburuk dalam sejarah negara tersebut, dengan dampak yang sangat mematikan dan merusak. Pria tersebut, saat melakukan ritual penghormatan leluhur di makam keluarganya di sebuah bukit di Kabupaten Uiseong pada 22 Maret, dituduh memicu api sekitar pukul 11.25 pagi.
Kebakaran tersebut dengan cepat menyebar ke berbagai wilayah, termasuk Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok. Kebakaran yang berkobar selama beberapa hari diperburuk oleh kondisi cuaca yang kering dan angin kencang. Hingga saat ini, sedikitnya 26 orang dilaporkan tewas sebagai akibat dari bencana ini. Selain itu, sekitar 4.000 bangunan, termasuk Kuil Goun yang terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO, telah hancur oleh kobaran api.
Data dari Dinas Kehutanan Korea menunjukkan bahwa total area yang terbakar mencapai sekitar 48.000 hektare, setara dengan 80 persen luas Seoul. Kebakaran ini bukan hanya menghancurkan lingkungan, tetapi juga menimbulkan kerugian besar bagi ekonomi lokal dan mempengaruhi kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar daerah terdampak. Penyelidikan lanjutan oleh pihak kepolisian dan lembaga terkait kini tengah dilakukan untuk menegakkan hukum dan mencegah terjadinya insiden serupa di masa depan.
Meskipun tersangka membantah semua tuduhan yang dikenakan kepadanya, pihak berwajib berencana melakukan penyelidikan menyeluruh yang melibatkan Institut Ilmu Kehutanan Nasional, Layanan Forensik Nasional, dan otoritas pemadam kebakaran untuk memastikan penyebab pasti dari kebakaran tersebut. Penyelidikan ini dianggap penting untuk memahami dinamika kebakaran dan untuk menilai langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil ke depan.
Berkaitan dengan upaya penanggulangan kebakaran, pihak berwenang telah mengerahkan 50 helikopter, 1.473 personel, serta 213 kendaraan pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakaran yang terjadi. Pada Jumat (28/3), cuaca yang lebih bersahabat sempat memungkinkan api untuk dikendalikan sepenuhnya pada pukul 17.00. Namun, pada malam hari, api kembali muncul dan menjalar ke area yang telah terkontrol sebelumnya.
Sementara kebakaran yang dimulai di Kabupaten Sancheong telah dapat dikendalikan, api sepanjang 200 meter di Taman Nasional Gunung Jiri masih memperlihatkan tantangan bagi petugas pemadam kebakaran. Dengan tantangan yang terus ada, pemerintah mengerahkan 600 personel dan 49 helikopter untuk menanggulangi api sisa yang masih ada serta memberikan bantuan medis kepada korban.
Situasi tersebut menimbulkan keprihatinan di masyarakat, tidak hanya karena jumlah korban tewas yang semakin meningkat, tetapi juga mengenai keamanan dan perlindungan lingkungan. Kebakaran hutan ini mengingatkan kembali pada pentingnya pengelolaan risiko bencana dan perlunya edukasi kepada masyarakat tentang potensi bahaya yang ditimbulkan oleh praktik-praktik yang berkaitan dengan tradisi dan flora lokal.
Dalam beberapa hari terakhir, suara dari petugas pemadam kebakaran dan pihak berwenang semakin lantang dalam mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan proaktif dalam menjaga keamanan dan keselamatan lingkungan demi mencegah terulangnya tragedi seperti ini di masa mendatang. Semua mata kini tertuju pada proses penyelidikan yang tengah berlangsung untuk memberikan keadilan bagi para korban dan mencegah insiden serupa di masa yang akan datang.