Ribuan Ziarah ke Makam Paus Fransiskus, Konklaf Dimulai Segera!

Ribuan orang berziarah ke makam Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, sehari setelah pemakaman resmi. Kehadiran pelayat ini mencerminkan rasa duka yang mendalam atas kepergian sosok pemimpin religius tersebut. Pemakaman Paus Fransiskus dihadiri oleh kepala negara, keluarga kerajaan, serta ratusan ribu pelayat yang datang dari berbagai penjuru dunia.

Di antara ribuan pelayat yang mengunjungi makamnya, banyak dari mereka mengambil momen untuk membuat tanda salib dan mengabadikan foto dengan ponsel. Makam yang sederhana hanya bertuliskan nama “Franciscus” menjadi tempat berkumpul bagi mereka yang ingin memberikan penghormatan terakhir. Elias Caravalhal, seorang warga Roma, mengatakan, “Bagi saya, Paus Fransiskus adalah inspirasi, seorang pembimbing.” Ungkapan rasa syukur tersebut menunjukkan dampak mendalam yang ditinggalkan Fransiskus kepada umatnya.

Tidak sedikit pelayat yang merasa sedih dan cemas mengenai siapa yang akan menggantikan posisi Paus Fransiskus. Romina Cacciatore, seorang penerjemah dari Argentina, menyatakan kekhawatirannya. Menurutnya, “Paus Fransiskus mengubah Gereja Katolik Roma menjadi sesuatu yang lebih normal, lebih manusiawi. Saya khawatir dengan apa yang akan datang.” Hal ini menandakan betapa pentingnya filosofi dan kepemimpinan yang dibawa Fransiskus bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Sementara itu, Maria Simoni dari Roma berdoa agar paulus yang baru dapat setidaknya sekompeten dan dekat dengan umatnya seperti Fransiskus. “Saya berharap kita mendapatkan paus lain yang sama mahirnya dalam berbicara dari hati ke hati dengan umat, tanpa memandang siapa mereka,” ujarnya. Sentimen serupa juga disampaikan oleh Tatiana Alva dari Peru yang menyebutkan, “Fransiskus sangat baik dan rendah hati. Saya tidak yakin paus berikutnya bisa sama.”

Pada hari yang sama, Misa khusus diadakan di Lapangan Santo Petrus, dipimpin oleh Kardinal Pietro Parolin, Sekretaris Negara Vatikan. Sekitar 200.000 orang menghadiri misa tersebut, menunjukkan bahwa meskipun sedang berkabung, semangat umat tetap menyala. Kardinal Parolin, yang disebut-sebut sebagai kandidat favorit untuk menggantikan Fransiskus, turut memberikan penghiburan kepada pelayat.

Lebih dari 220 kardinal dijadwalkan berkumpul di Vatikan pada hari Senin untuk memutuskan tanggal konklaf, proses pemilihan paus baru. Menurut aturan, hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun, yang berjumlah 135 orang, yang dapat berpartisipasi dalam konklaf ini. Jean-Claude Hollerich, seorang kardinal dari Luksemburg, memperkirakan konklaf akan dimulai satu atau dua hari setelah akhir masa berkabung resmi yang berakhir pada 4 Mei. Penentuan tanggal dimulainya konklaf ini menjadi langkah penting dalam menentukan pemimpin baru Gereja Katolik.

Dari perkataan Reinhard Marx, kardinal asal Jerman, proses pemilihan ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. “Konklaf kemungkinan hanya akan berlangsung beberapa hari,” ujarnya. Setelah pemilihan dilakukan, para kardinal-elektor yang dipilih sebagian besar oleh Fransiskus akan memberikan suara hingga satu kandidat mendapatkan mayoritas dua pertiga, dan hasilnya akan diumumkan melalui asap putih yang muncul dari Kapel Sistina.

Sebelum konklaf dimulai, banyak kardinal yang juga diperkirakan akan memberikan penghormatan di makam Fransiskus sebagai tanda penghormatan dan rasa kehilangan yang mendalam. Momen ini tidak hanya menjadi refleksi bagi umat Katolik, tetapi juga menjadi perhatian dunia, di mana banyak orang menantikan arah baru bagi Gereja Katolik setelah kepergian sosok yang telah mengguncang tradisi selama masa kepemimpinannya.

Berita Terkait

Back to top button