
Menjelang leg kedua perempat final Liga Champions antara Real Madrid dan Arsenal di Santiago Bernabeu pada 17 April 2025, istilah “Remontada” kembali menjadi topik hangat di kalangan pecinta sepak bola. Istilah ini menjadi sorotan karena Los Blancos harus menghadapi defisit tiga gol setelah kalah 0-3 di leg pertama di Emirates Stadium. Pertanyaannya, apa sebenarnya arti dari kata "remontada"?
Remontada adalah istilah yang berasal dari bahasa Spanyol yang secara harfiah berarti “kembali” atau “kebangkitan”. Dalam konteks sepak bola, kata ini merujuk pada situasi comeback dramatis di mana sebuah tim berhasil membalikkan ketertinggalan agregat gol dengan cara yang luar biasa, terutama dalam sistem dua leg, seperti yang terjadi di Liga Champions Eropa. Istilah ini sering dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa yang menciptakan momen-momen mendebarkan dalam dunia sepak bola.
Real Madrid, yang dikenal memiliki sejarah panjang dalam menciptakan comeback dramatis, tentu tidak asing dengan semangat remontada. Dengan situasi yang mengharuskan mereka untuk mencetak setidaknya tiga gol untuk mengejar ketertinggalan, optimisme tetap ada. Jude Bellingham, salah satu punggawa Real Madrid, menyatakan betapa ia telah mendengar istilah ini berulang kali dalam sepekan terakhir menjelang pertandingan. Dalam konferensi pers, ia mengaku bahwa timnya menonton ulang pertandingan leg pertama untuk belajar dari kesalahan dan membangun kepercayaan diri, menganggap laga ini sebagai “malam ajaib yang dirancang untuk Real Madrid”.
Sejarah kata remontada dalam sepak bola mungkin sudah ada sejak lama, tetapi istilah ini mulai mendunia setelah pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions musim 2016/2017 antara FC Barcelona dan Paris Saint-Germain (PSG). Di mana Barcelona, setelah kalah 0-4 di leg pertama, berhasil melakukan comeback spektakuler dengan skor 6-1 di Camp Nou, sehingga menang agregat 6-5. Pertandingan ini dikenang sebagai remontada paling ikonik dalam sejarah Liga Champions, membuka jalan bagi popularitas istilah tersebut ke seluruh penjuru dunia.
Contoh lain dari remontada spektakuler dalam sepak bola mencakup:
Liverpool vs Barcelona (2019)
- Leg pertama: Barcelona 3 – 0 Liverpool
- Leg kedua: Liverpool 4 – 0 Barcelona
- Agregat: Liverpool menang 4 – 3
AS Roma vs Barcelona (2018)
- Leg pertama: Barcelona 4 – 1 Roma
- Leg kedua: Roma 3 – 0 Barcelona
- Agregat: Roma menang karena gol tandang (4 – 4)
- Deportivo La Coruña vs AC Milan (2004)
- Leg pertama: Milan 4 – 1 Deportivo
- Leg kedua: Deportivo 4 – 0 Milan
- Agregat: Deportivo menang 5 – 4
Remontada mencerminkan lebih dari sekadar skor; istilah ini menggambarkan semangat pantang menyerah, mental baja, dan keajaiban yang dapat terjadi di lapangan hijau. Dalam sepak bola, hasil akhir terkadang tidak ditentukan di leg pertama. Ketidakpastian selalu ada hingga peluit akhir berbunyi, menawarkan harapan bagi setiap tim yang terlibat.
Dengan menjelang duel hidup-mati antara Real Madrid dan Arsenal, kata "remontada" tidak hanya menjadi istilah olahraga, melainkan simbol harapan dan semangat kebangkitan yang mungkin terjadi. Dalam konteks ini, pertanyaan muncul, apakah Real Madrid mampu menciptakan remontada legendaris lain pada malam penuh harapan ini? Momen tersebut akan menjadi ujian bagi moral, strategi, dan kekuatan mental mereka di pentas sepak bola Eropa.