Rekor! PertaLife Raih Premi Rp 1,25 Triliun dan Laba Rp 97,18 Miliar

PT Perta Life Insurance (PertaLife) mencatatkan rekor luar biasa dalam kinerja finansial dan operasionalnya pada tahun 2024. Berdasarkan data yang dirilis perusahaan, PertaLife berhasil membukukan premi bruto sebesar Rp 1,252 triliun, angka ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah perusahaan dan menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 38,73% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini jauh melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2024 yang ditetapkan hanya 15,16%.

Laba bersih PertaLife juga mencatatkan angka yang menggembirakan, mencapai Rp 97,18 miliar. Angka ini tumbuh 1,09% secara tahunan dan melebihi target RKAP sebesar 15,16%, mencerminkan keberhasilan strategi jangka panjang yang diterapkan perusahaan. Direktur Utama PertaLife Insurance, Hanindio W Hadi, menegaskan bahwa hasil ini adalah hasil dari pelaksanaan strategi yang disiplin dan transformasi manajemen yang telah dijalankan sejak 2020.

“Transformasi ini bukan sekadar program, tetapi sudah menjadi DNA kami. Untuk mencapai hasil ini, kami mengandalkan tata kelola yang kuat, ketepatan eksekusi strategi, dan kolaborasi di seluruh lapisan organisasi,” ungkap Hanindio saat konferensi pers yang diadakan pada Senin, 21 April 2025.

Dari sisi kesehatan finansial, PertaLife juga menunjukkan kinerja yang impresif dengan risk based capital (RBC) mencapai 359,66%. Angka ini adalah yang tertinggi dalam sejarah perusahaan dan jauh berada di atas batas minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ditetapkan sebesar 120%.

Peningkatan efisiensi operasional juga menjadi sorotan penting, dengan rasio biaya operasional terhadap pendapatan premi (BOPO) turun menjadi 12,34%, terendah dalam lebih dari satu dekade terakhir. “Kami telah berhasil menurunkan BOPO dari 13,45% pada 2023 menjadi 12,34%, dan ini menunjukkan bahwa kami semakin efisien dalam pengelolaan biaya,” kata Hanindio.

Direktur Keuangan dan Investasi PertaLife, Sigit Panilih, menambahkan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari disiplin anggaran dan penyesuaian strategis dalam alokasi investasi. Meskipun tingkat pengembalian investasi (ROI) sedikit menurun menjadi 5,79% akibat penyesuaian unrealized gain di pasar modal, hasil investasi PertaLife masih lebih baik dibandingkan dengan benchmark pasar.

“Dalam konteks investasi, kami tetap outperform dibandingkan dengan IHSG yang turun 2,65%, dan ICBI yang menduduki angka 4,82%,” jelas Sigit.

PertaLife juga berhasil menjaga keseimbangan kontribusi antara pasar captive dan non-captive. Kanal distribusi non-captive mengalami pertumbuhan pesat sebesar 323,77% dibandingkan tahun lalu, serta peningkatan pada produk executive severance dan MAPS (Managed Asset Protection Services).

“Ke depan, kami akan terus mencari peluang strategis di luar captive market dan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan institusional. Contohnya, asuransi kesehatan untuk sektor Pertamina Upstream menjadi langkah konkret kami,” kata Direktur Pemasaran, Martino Faishal Saudi.

Dalam acara media gathering yang diadakan untuk membahas kinerja perusahaan, Corporate Communication PertaLife, Ratih Triutami Wijayanti, menyatakan pentingnya transparansi dalam membangun kepercayaan publik. “Kami berterima kasih kepada jurnalis yang selama ini membantu menyuarakan transformasi PertaLife secara konstruktif. Sinergi ini adalah modal penting kami untuk masa depan,” ujarnya.

Dengan pencapaian luar biasa di tahun 2024, PertaLife memasuki 2025 dengan harapan lebih besar. Perusahaan berkomitmen untuk memperkuat struktur modalnya, mengantisipasi dinamika regulasi yang akan datang, serta mengembangkan produk-produk yang lebih inklusif dan berkelanjutan demi memenuhi kebutuhan perlindungan masyarakat Indonesia. PertaLife siap untuk menghadapi tantangan di tahun-tahun mendatang dengan tetap berfokus pada transformasi dan inovasi yang berkelanjutan.

Exit mobile version