Record Store Day Indonesia 2025: 28 Toko Rilisan Fisik Bergairah!

Perayaan Record Store Day (RSD) Indonesia 2025 kembali hadir dengan semangat yang menggebu, dijadwalkan berlangsung pada 12 April 2025. Acara yang merupakan perayaan global bagi para pecinta musik dan rilisan fisik ini akan diikuti oleh sebanyak 28 toko rilisan fisik dari seluruh penjuru Indonesia. Hal ini diharapkan dapat memperkuat keberadaan toko-toko independen dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap musik dalam format fisik.

Di antara toko-toko yang ikut berpartisipasi adalah Wigwam Records (Jakarta), Black Bridge Music (Jakarta), Atlas Records (Jakarta dan Bandung), Locasoul Records (Banjarmasin), serta beberapa lainnya seperti Lala Records, PHR Records, Lokananta Records, dan Millers Records yang tersebar di berbagai kota. Masing-masing toko akan merayakan RSD dengan cara yang sesuai dengan konsep asli dari acara ini, yaitu menghormati eksistensi toko rilisan fisik. Satria Ramadhan, salah satu koordinator RSD Indonesia, menegaskan bahwa tahun ini mereka kembali melibatkan toko-toko yang resmi mendaftar dan memberikan dukungan promosi melalui media sosial.

Record Store Day pertama kali dicanangkan pada tahun 2007 oleh Michael Kurtz dan Carrie Colliton di Amerika Serikat. Sejak awal, tujuan utama perayaan ini adalah untuk menjaga eksistensi toko rilisan fisik independen serta merayakan keunikan rilisan fisik yang mulai tergerus oleh dominasi musik digital. Di Indonesia, RSD pertama kali diselenggarakan pada 2012 di Monka Magic, lalu berpindah ke Heyfolks! pada tahun 2014. Sejak 2015, pelaksanaan RSD di Indonesia mengalami perubahan format menjadi bazaar besar tahunan, yang menjadi perhatian serius para penyelenggara.

Kurtz sendiri menyatakan bahwa RSD bukan hanya sekadar perayaan vinyl, tetapi merupakan penghormatan bagi semua toko yang menjadi penyangga rilisan musik. “Semua toko merayakannya di hari yang sama, biasanya pada Sabtu ketiga bulan April,” ungkapnya. Dengan kembali ke esensi awal ini, RSD Indonesia diharapkan dapat lebih menonjolkan keunikan toko-toko rilisan fisik di tanah air.

Selain perayaan yang berlangsung di masing-masing toko, RSD Indonesia 2025 juga akan menghadirkan RSD Indonesia Market yang berlangsung pada 25–27 April 2025 di Senayan Park, Jakarta. Acara ini terbuka bagi pelaku industri rilisan fisik yang belum memiliki toko tetap, serta toko-toko rilisan fisik yang ingin menjangkau lebih banyak audiens. Mayo Ramandho, koordinator RSD Indonesia lainnya, menjelaskan bahwa RSD Indonesia Market merupakan ruang kolaboratif untuk semua pecinta musik. “Ini akan menjadi wadah bagi komunitas, penggemar, dan pelaku usaha rilisan fisik untuk berkumpul dan merayakan kecintaan mereka terhadap musik,” katanya.

Peserta di RSD Indonesia 2025 diharapkan untuk menjelajahi berbagai rilisan eksklusif yang ditawarkan oleh toko-toko peserta. Toko-toko seperti Satoe Lagoe, Bintang Records, dan Heyfolks! akan berpartisipasi dengan menampilkan berbagai koleksi rilisan fisik, termasuk vinyl yang semakin diminati oleh generasi muda di Indonesia. Dengan adanya RSD, diharapkan dapat terjalin hubungan yang lebih dekat antara penggemar musik dan para pelaku industri, serta meningkatkan relevansi toko-toko rilisan fisik di era digital ini.

Melalui pelaksanaannya yang sudah memasuki tahun keduabelas di Indonesia, RSD diharapkan mampu untuk lebih merangkul penggemar musik dari berbagai lapisan, serta menciptakan suasana yang inklusif. Dengan partisipasi yang meningkat dan dukungan yang solid dari komunitas musik, Record Store Day Indonesia 2025 siap menyuguhkan pengalaman yang berkesan bagi setiap pengunjung yang mencintai rilisan fisik.

Berita Terkait

Back to top button