
Penyerang Timnas Indonesia, Rafael Struick, saat ini menjadi sorotan karena ketidakhadirannya dalam lini depan Brisbane Roar. Penyerang berusia 22 tahun ini seakan hilang ditelan bumi, terutama setelah ia tidak tampil dalam pertandingan terakhir timnya di Liga Australia 2024/2025 melawan Central Coast Mariners pada 3 Mei lalu. Dalam laga tersebut, nama Rafael tidak muncul di starting line-up maupun di bangku cadangan, menandakan kemungkinan akhir perjalanan kariernya di klub asal Australia itu.
Sejak bergabung dengan Brisbane Roar, Struick hanya tampil dalam 10 pertandingan, dengan total menit bermain hanya 239 menit. Mirisnya, ia tidak pernah diandalkan dalam tujuh laga terakhir yang dijalani Brisbane Roar. Kontraknya dengan klub akan habis pada Juni 2025, dan dengan kondisi sekarang, besar kemungkinan kontraknya tidak akan diperpanjang.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar dan pecinta sepak bola Indonesia: ke mana Struick pergi? Ketidakjelasan tentang keberadaannya menimbulkan berbagai spekulasi. Struick sempat kembali ke Eropa hingga situasi di Brisbane mulai tidak menentu dan menjadikannya sebagai pemain yang terasing, terlihat dari hilangnya aktivitasnya di media sosial dan minimnya berita tentangnya. Meskipun masih terlihat berlatih pada pertengahan April, Struick tampaknya kehilangan tempat di tim utama.
Beralih ke alternatif masa depannya, Struick telah menunjukkan ketertarikan untuk kembali ke Eropa jika meninggalkan Brisbane. Dalam sebuah wawancara, ia menyatakan, “Tentu saja saya terbuka untuk kembali ke Eropa, tetapi itu juga berlaku untuk tinggal di sini. Kita lihat saja nanti.” Namun, performanya yang menurun dan minimnya menit bermain membuat peluangnya untuk direkrut klub-klub Eropa semakin tipis.
Menarik untuk dicatat, muncul rumor yang menyebutkan bahwa Struick berpotensi kembali memainkan sepak bola di Liga 1 Indonesia, dengan Bhayangkara FC menjadi salah satu tim yang bisa menjadi pelabuhannya. Kondisi ini tentunya memberikan harapan bagi penggemar sepak bola di Tanah Air untuk melihat Struick kembali beraksi, apalagi dengan bakat dan kecepatan yang telah ditunjukkannya selama ini.
Rafael Struick lahir di Leidschendam, Belanda, pada 27 Maret 2003, dan memiliki darah Indonesia dari kedua orang tuanya. Kariernya dimulai di akademi ADO Den Haag, di mana ia kemudian menembus tim utama dan menunjukkan performa yang mengesankan. Penampilannya di ajang Toulon Tournament 2022 membuatnya menjadi salah satu pemain yang diperhitungkan di Timnas Indonesia U-20.
Debut pancet Struick di timnas semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain kunci, dengan kontribusinya dalam ajang Piala Asia U-20 2023 dan SEA Games 2023 menjadi bukti nyata potensinya. Sebagai penyerang, ia dikenal dengan kecepatan, dribbling yang lincah, serta naluri mencetak gol yang tajam. Harapan agar Struick dapat kembali ke performa terbaiknya dan berkontribusi untuk Timnas Indonesia menjadi keinginan banyak penggemar.
Hingga saat ini, nasib Rafael Struick masih menjadi teka-teki. Ketidakhadirannya di lapangan dalam waktu yang lama menunjukkan adanya penyebab yang lebih dalam, mungkin terkait kebijakan tim atau masalah lainnya di luar lapangan. Apapun yang menjadi penyebab ketiadaannya, penggemar tetap berharap untuk melihatnya kembali bermain. Dengan banyaknya rumor dan spekulasi yang beredar, langkah selanjutnya bagi Struick akan sangat dinantikan oleh berbagai kalangan, terutama penggemar yang ingin melihat kembali bakat terbaik Indonesia bersinar di pentas internasional.