
Banjir besar melanda tiga kabupaten di Kalimantan Barat, yaitu Kabupaten Kapuas Hulu, Sanggau, dan Landak, pada Jumat, 21 Maret 2025. Kota Putussibau, yang terletak di Kabupaten Kapuas Hulu, menjadi wilayah yang paling parah terdampak, hingga menyebabkan aktivitas masyarakat di daerah tersebut lumpuh total.
Kondisi banjir di Kota Putussibau sangat memprihatinkan, dengan ketinggian air mencapai tiga meter di beberapa lokasi. Di Kecamatan Putussibau Utara dan Putussibau Selatan, banjir menggenangi ribuan rumah, fasilitas umum, dan kendaraan, sehingga aktivitas sehari-hari masyarakat terganggu. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Hulu, Gunawan, melaporkan bahwa beberapan warga masih bertahan di rumah mereka, sementara yang lainnya terpaksa mengungsi ke rumah keluarga atau lokasi yang lebih aman.
“Dari pemantauan yang kami lakukan, saat ini Kota Putussibau masih dalam kondisi lumpuh total. Ruas jalan banyak yang terendam banjir, dan beberapa warga sudah mengungsi. Curah hujan yang masih tinggi ini berpotensi meningkatkan debit air Sungai Kapuas,” ujar Gunawan.
Seorang warga setempat, Matius, mengungkapkan kesedihannya karena rumahnya tenggelam akibat banjir dengan ketinggian air sekitar dua meter. “Saya dan keluarga terpaksa mengungsi ke rumah kost yang tidak terdampak banjir. Banjir tahun ini lebih parah dan datang sangat cepat,” katanya.
Di kabupaten lain, banjir juga melanda Kecamatan Beduai di Kabupaten Sanggau akibat hujan deras yang berlangsung sejak Kamis malam. Banjir di wilayah ini merendam rumah warga dan menutup akses jalan lintas Indonesia-Malaysia (Malindo) dengan kedalaman air mencapai 80 cm. Kapolsek Beduai, Iptu Hudson Siahaan, mencatat bahwa terdapat tiga titik banjir di jalan lintas Malindo, sempat mengakibatkan kendaraan roda dua hingga roda enam tidak dapat melintas.
“Ini adalah situasi darurat. Kami berupaya membantu masyarakat yang terjebak dan menghimbau agar mereka tetap berhati-hati,” jelas Hudson.
Sementara itu, Kabupaten Landak juga mengalami dampak serupa. Di Kecamatan Menyuke, luapan Sungai Menyuke menyebabkan banjir yang berdampak pada permukiman warga, termasuk kawasan Pasar Desa Darit. Seorang warga Desa Darit, Darius, menyatakan bahwa banjir mulai meningkat sejak Kamis malam. Kapolsek Menyuke, Ipda Aprianus Sabari, melaporkan tiga desa terdampak, yaitu Desa Songga, Ansang, dan Darit.
“Situasi di kawasan kami terus kami pantau. Kami telah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyiapkan posko pengungsian jika debit air terus meningkat,” imbuhnya.
Melihat kondisi ini, pihak berwenang mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap kemungkinan banjir susulan mengingat curah hujan yang masih tinggi. Pihak BPBD serta instansi terkait terus memantau dan melakukan koordinasi untuk menjamin keselamatan masyarakat dan menyiapkan bantuan untuk korban terdampak.
Dalam situasi yang penuh tantangan ini, solidaritas dan perilaku menjaga diri sangat penting untuk mendukung satu sama lain. Warga diharapkan untuk saling membantu dan tetap berkomunikasi dengan pihak berwenang demi keselamatan bersama.