Puasa Bisa Jaga Jantung atau Berisiko? Simak Penjelasan Ahli!

Jakarta, Octopus – Puasa telah menjadi praktik yang umum dilakukan oleh banyak orang, baik sebagai bentuk ibadah agama maupun sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Namun, bagaimana pengaruh puasa terhadap kesehatan jantung? Apakah benar puasa memiliki manfaat dalam menjaga kesehatan jantung atau justru menambah risiko?

Dr. Dennis Bruemmer, seorang kardiolog dan spesialis endokrin, menjelaskan bahwa puasa dapat memberikan manfaat kesehatan, terutama dalam jangka pendek. Ia menekankan bahwa kelebihan berat badan seringkali berhubungan dengan risiko penyakit jantung, sehingga menurunkan berat badan melalui puasa bisa jadi salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan jantung. “Secara umum, membatasi asupan makanan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Dalam banyak kasus, makan lebih sedikit justru lebih baik,” ungkap Bruemmer saat diwawancarai oleh Cleveland Clinic.

Tubuh manusia memang dirancang untuk menjalani periode tanpa makanan, tetapi pada era modern ini, makanan dengan mudah tersedia, dan sering kali berupa makanan yang kurang sehat. Penelitian menunjukkan bahwa berbagai spesies, termasuk manusia, dapat memperoleh manfaat kesehatan dari pembatasan kalori atau puasa. Penelitian juga menunjukkan potensi puasa dalam memperpanjang usia dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Dalam beberapa studi, puasa terbukti dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar kolesterol, mengontrol diabetes, dan membantu mengelola berat badan. Semua faktor tersebut berperan penting dalam kesehatan jantung yang lebih baik. Bruemmer juga menambahkan, “Empat faktor utama yang meningkatkan risiko penyakit jantung adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, diabetes, dan kelebihan berat badan. Jika faktor-faktor ini dapat dikendalikan melalui puasa, maka risiko penyakit jantung juga akan berkurang.”

Meskipun puasa memiliki berbagai manfaat, perlu diingat bahwa praktik puasa yang tidak terkontrol dapat menjadi berisiko. Ketidakseimbangan elektrolit yang diakibatkan oleh puasa dapat menyebabkan gangguan pada ritme jantung, yang bisa meningkatkan risiko terjadinya aritmia. Bruemmer menjelaskan pentingnya keteraturan dalam menjalani puasa, “Oleh karena itu, jika seseorang menjalani diet ekstrem atau metode puasa yang ketat, pengawasan medis sangat diperlukan. Kami biasanya melakukan pemeriksaan darah secara berkala dan memberikan suplemen elektrolit seperti kalium untuk mencegah efek samping yang berbahaya.”

Menariknya, beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa puasa juga berpotensi membantu mencegah kanker atau meningkatkan efektivitas terapi tertentu. Namun, Dr. Bruemmer mengingatkan bahwa penelitian mengenai manfaat dan risiko puasa ini masih terus berkembang. “Masih banyak yang perlu kita pelajari tentang dampak puasa terhadap kesehatan secara keseluruhan,” tuturnya.

Saat ini, apakah puasa bisa menjaga jantung atau menjadi risiko? Jawabannya tergantung pada kondisi kesehatan masing-masing individu dan cara puasa yang dijalani. Jika puasa dilakukan dengan benar dan disesuaikan dengan kebutuhan tubuh, maka dapat dianggap sebagai cara alami untuk meningkatkan kesehatan jantung.

Secara kesimpulan, puasa memang memiliki potensi dalam menjaga kesehatan jantung, tetapi perlu dilakukan dengan bijak. Pemahaman yang baik tentang manfaat dan risiko puasa sangatlah penting, sehingga seseorang dapat memanfaatkan puasa sebagai bagian dari gaya hidup yang lebih sehat tanpa membawa dampak negatif bagi kesehatan.

Back to top button