Prestasi Indonesia di Singapura Dongkrak Minat Sepak Bola Putri

Minat terhadap sepak bola putri di Jakarta mengalami peningkatan yang signifikan, digerakkan oleh prestasi tim Indonesia dalam turnamen internasional baru-baru ini. Salah satu momen yang menonjol adalah ajang MilkLife Soccer Challenge – Jakarta 2025, yang baru saja berlangsung dan menunjukkan lonjakan peserta dari tahun sebelumnya.

Pada tahun 2024, ajang ini hanya diikuti oleh 368 siswi dari berbagai sekolah dasar, namun pada tahun 2025, jumlah peserta melonjak menjadi 1.601 siswi dari 96 sekolah. Mereka terbagi menjadi 32 tim untuk kategori usia (KU) 10 dan 112 tim untuk kategori KU 12. Hal ini menandakan perkembangan yang pesat dalam animo sepak bola putri di wilayah ini.

Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, mengungkapkan bahwa prestasi tim Indonesia di turnamen internasional JSSL Singapore 7’s 2025 pada bulan April lalu menjadi salah satu pendorong utama minat ini. Dua tim Indonesia, yaitu HydroPlus Strikers (U-14) dan MilkLife Shakers (U-12), berhasil meraih posisi runner-up. “Saya rasa faktor JSSL ini meningkatkan minat para peserta. Mereka akan melihat bahwa setelah gelanggang di KU 12, masih ada level selanjutnya,” jelas Timo.

Keberhasilan para pesepak bola muda Indonesia di Singapura memberi dampak positif, di mana orang tua peserta mulai menyadari adanya peluang jangka panjang di dalam olahraga ini. Hal ini memotivasi mereka untuk mendorong anak-anak berkompetisi lebih lanjut, termasuk di ajang MilkLife Soccer All Stars dan cadangan tim untuk pertandingan luar negeri.

Salah satu contoh inspiratif adalah Clea Abelia, siswi dari SDN Kalisari 01, yang tampil menonjol dalam skuad HydroPlus Strikers (U-14) dan mencetak gol penting saat melawan JSSL FC 2 di Singapura. Setelah pulang ke tanah air, Clea menjadi sorotan, terutama ketika diumumkan sebagai runner-up di ajang bergengsi tersebut. Ini memberikan inspirasi besar bagi rekan-rekannya untuk menjajal dunia sepak bola putri.

Pelatih SDN Kalisari 01, Warizqy Mahirullah, mengatakan, “Setelah Abel pulang dari Singapura, banyak anak-anak, terutama dari kelas 2 dan 3, semakin berminat menggeluti sepak bola putri. Kami bahkan akan menyediakan ekstrakurikuler sepak bola putri semester depan.” Ini menunjukkan adanya dampak langsung dari prestasi di tingkat internasional terhadap motivasi siswa untuk terlibat dalam olahraga.

Menariknya, format MilkLife Soccer Challenge juga disesuaikan untuk anak-anak, dengan ukuran bola dan luas lapangan yang telah ditentukan khusus untuk kategori umur tersebut. Pertandingan dilaksanakan dalam durasi yang singkat dan atmosfer yang ramah, yang mengajak para siswi lebih aktif berpartisipasi tanpa merasa terbebani.

Di kategori lainnya, SDN Pulogebang 13 juga menorehkan prestasi gemilang, dengan menjuarai KU 10. Anindita Keisa Zahra, yang menjadi pencetak gol dalam pertandingan final melawan SDN Gedong 03, tidak hanya membawa pulang kemenangan tetapi juga dinobatkan sebagai Top Scorer dan Best Player di kategori ini.

Berdasarkan catatan, daftar juara untuk MilkLife Soccer Challenge – Jakarta 2025 menunjukkan kompetisi yang ketat dan penuh semangat. Pada kategori KU 10, SDN Pulogebang 13 berhasil sebagai juara, sementara di KU 12, SDN Kalisari 01 meraih posisi teratas.

Dengan semua keberhasilan ini, perkembangan sepak bola putri di Jakarta terlihat sangat menjanjikan. Para pelatih, orang tua, dan peserta menunjukkan komitmen yang tinggi untuk mendorong prestasi lebih lanjut. Hal ini menjadi pertanda baik bagi masa depan sepak bola putri di Indonesia, dengan harapan akan lebih banyak talenta muda yang muncul dan bersinar di tingkat nasional maupun internasional.

Berita Terkait

Back to top button