Korea Selatan dalam keadaan siaga tinggi menjelang keputusan Mahkamah Konstitusi terkait pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol. Penutupan sekolah-sekolah dekat lokasi sidang, penghentian layanan di beberapa stasiun kereta bawah tanah, dan keputusan polisi untuk meningkatkan keamanan menunjukkan betapa pentingnya situasi ini. Keputusan mengenai nasib politik Yoon, yang terancam pemakzulan akibat dekrit darurat militer dan tuduhan pemberontakan, diharapkan akan diumumkan dalam waktu dekat.
Menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi yang sangat dinantikan, ribuan pendukung dan penentang Yoon diperkirakan akan menyuarakan pendapat mereka di luar gedung pengadilan. Menanggapi potensi kerumunan besar dan kemungkinan protes yang tidak terkendali, Kepala Polisi Nasional, Lee Ho-young, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang bersiap untuk menghadapi skenario terburuk. “Kami sedang menyiapkan rencana dengan mempertimbangkan skenario terburuk,” ujarnya. Dalam kasus terburuk, petugas polisi akan dilengkapi dengan semprotan merica dan pentungan untuk menghadapi situasi yang berpotensi kekerasan.
Seoul Metro telah memberi tahu bahwa stasiun kereta bawah tanah dekat Mahkamah Konstitusi akan ditutup pada hari putusan. Hal ini juga mungkin memengaruhi beberapa stasiun lain, di mana unjuk rasa diantisipasi akan berlangsung besar-besaran. Di sisi lain, Kantor Pendidikan Metropolitan Seoul mengeluarkan rekomendasi pada akhir Februari, yang meminta enam sekolah di sekitarnya untuk menutup aktivitas belajar mereka pada hari penting itu. Kim Eun-mi, pejabat dari kantor pendidikan, mengonfirmasi bahwa satu sekolah telah memutuskan untuk menutup operasionalnya.
Situasi ini mirip dengan kondisi ketegangan yang terjadi saat pemakzulan mantan Presiden Park Geun-hye pada Maret 2017, yang berujung pada demonstrasi massal yang menyayat hati dan menyebabkan korban jiwa. Dalam konteks ini, pejabat polisi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, “Keamanan harus lebih ketat dari sebelumnya, karena Anda dapat membayangkan betapa gentingnya situasi ini.”
Sejak pengumuman pemakzulan, berbagai aksi protes muncul, menunjukkan dukungan yang beragam untuk Yoon. Pada hari Minggu, ribuan pendukungnya berkumpul di sekitar kediaman presiden untuk mengungkapkan keberatannya atas proses pemakzulan ini. Masyarakat kini bersiap untuk menantikan puncak dari ketegangan ini, dengan posisi pengacara Yoon masih mengupayakan pembelaan di pengadilan.
Bukan hanya di dalam gedung pengadilan yang telah dilindungi dengan ketat oleh polisi, namun juga di area sekitar, termasuk pom bensin, yang kemungkinan akan ditutup saat hari keputusan tiba. Pengetatan keamanan menjadi prioritas utama, mengingat potensi kerusuhan yang bisa terjadi mengingat sejarah demonstrasi sebelumnya.
Mahkamah Konstitusi Korea Selatan diharapkan akan membuat keputusan yang tidak hanya berpengaruh pada nasib Yoon, tetapi juga pada stabilitas politik di negara tersebut. Kebangkitan ketegangan pasca keputusan ini memberikan gambaran tentang keragaman pendapat di masyarakat yang terus berlanjut. Dalam menghadapi momen krusial ini, berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan kepolisian, bekerja sama untuk meredakan ketegangan dan menjaga keamanan publik dengan harapan agar proses demokrasi tetap terjaga.