Nasional

Presiden Prabowo Pangkas APBN dan APBD Rp 306,69 Triliun, Efisiensi Kini!

Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengeluarkan instruksi untuk memotong anggaran APBN dan APBD sebesar Rp 306,69 triliun guna meningkatkan efisiensi penggunaan dana publik. Dengan instruksi presiden nomor 1 tahun 2025 ini, Prabowo menekankan pentingnya efisiensi dalam belanja pemerintah untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan anggaran di tengah ketidakpastian yang dihadapi negara.

Dalam menanggapi kebijakan ini, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan, Deni Surjantoro, menjelaskan bahwa efisiensi tersebut tidak hanya penting untuk mengurangi pemborosan, tetapi juga untuk memastikan bahwa anggaran yang ada digunakan secara efektif untuk program-program yang lebih mendesak. “Belanja negara harus ditingkatkan efisiensinya di semua bidang,” ujarnya.

Efisiensi ini ditujukan untuk memotong belanja non-prioritas dan fokus pada program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti subsidi dan perlindungan sosial. “Ini dalam rangka upaya lebih tepat sasaran dan berkeadilan,” tambah Deni. Pemangkasan anggaran diharapkan dapat mendukung program-program yang memiliki dampak langsung terhadap masyarakat.

Proses efisiensi anggaran dimulai dengan identifikasi rencana belanja yang akan disesuaikan, dan akan disampaikan kepada mitra komisi di DPR. “Anggaran yang telah disepakati untuk efisiensi akan diajukan ke Kementerian Keuangan paling lambat 14 Februari,” ujarnya. Metode ini memungkinkan pemangkasan anggaran tanpa harus mengajukan perubahan APBN yang lebih rumit.

Selain itu, Deni menekankan bahwa pemangkasan ini tidak berarti ada pengalihan anggaran secara sembarangan. Setiap langkah efisiensi harus disertai dengan rencana rinci tentang bagaimana anggaran yang dipotong akan digunakan untuk program-program apa, sehingga transparansi tetap terjaga. “Kita tidak mengubah apapun. Ini hal positif, publik pasti mendukung, karena kita memang perlu mengefisienkan anggaran kita,” katanya.

Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, langkah ini dianggap penting untuk mempersiapkan anggaran sebagai salah satu alat pemerintah menghadapi ketidakpastian yang mungkin terjadi di masa depan. Deni menuturkan bahwa efisiensi ini bertujuan untuk memberikan ketahanan anggaran agar pemerintah tetap mampu menjalankan fungsinya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dengan penghematan yang begitu besar, pemerintah berharap akan ada lebih banyak dana yang tersedia untuk program-program prioritas yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dalam situasi ekonomi yang bergejolak, efisiensi anggaran bisa menjadi alat vital bagi pemerintah untuk mempertahankan pertumbuhan dan stabilitas.

Secara keseluruhan, keputusan Presiden Prabowo untuk memotong APBN dan APBD ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menciptakan pengelolaan keuangan yang lebih baik, efisien, dan bertanggung jawab. Keberhasilan dari langkah ini sangat tergantung pada pelaksanaan yang tepat dan akuntabilitas dalam penggunaan anggaran yang telah disesuaikan. Masyarakat pun diharapkan untuk mendukung langkah ini demi terwujudnya tata kelola keuangan negara yang lebih baik dan demi kesejahteraan bersama.

Rizky Pratama adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button