Presiden Argentina Diselidiki atas Penipuan Kripto, Korban Rp65 T!

Presiden Argentina, Javier Milei, kini berada di tengah penyelidikan serius terkait dugaan penipuan yang berkaitan dengan peluncuran mata uang kripto $LIBRA. Penyelidikan ini dilakukan oleh Hakim Federal Maria Servini setelah terungkapnya kerugian yang dialami oleh para investor yang ditaksir mencapai hingga USD4 miliar atau setara dengan Rp65 triliun.

Skandal ini muncul ketika Milei meluncurkan $LIBRA pada tanggal 15 Februari 2025 dan mempromosikannya melalui akun media sosialnya di X. Dalam unggahannya, Milei menyatakan bahwa mata uang tersebut dirancang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui pendanaan usaha kecil dan perusahaan rintisan. Saat pertama kali diluncurkan, $LIBRA berhasil meraih kapitalisasi pasar signifikan, mencapai USD4 miliar, namun dengan cepat mengalami penurunan nilai yang drastis.

Sebagian besar orang yang terlibat dalam investasi mulai mengkhawatirkan dampak dari penurunan yang tajam tersebut, bahkan menyebutnya sebagai tindakan penipuan atau scam. Di tengah kejadian ini, Milei diduga menghapus semua postingan yang berhubungan dengan $LIBRA, meningkatkan kecurigaan akan niat sebenarnya di balik mata uang digital ini.

Kritikus beranggapan bahwa ini adalah contoh tipikal dari penipuan “rug pull”, di mana para investor awal dapat meningkatkan nilai mata uang kripto hanya untuk kemudian menarik investasi mereka secara tiba-tiba, meninggalkan orang lain dengan koin yang tidak berharga. Pengamat menyatakan bahwa korbannya bisa terdiri dari lebih dari 40.000 orang, membuat hukum atas tindakan ini menjadi sangat kompleks.

Dalam upayanya agar tidak terlibat, kantor presiden menyampaikan bahwa Javier Milei tidak ikut serta dalam pengembangan proyek $LIBRA. Pernyataan tersebut menekankan bahwa ia hanya mempromosikan usaha bisnis dan menciptakan peluang investasi. “Presiden membagikan unggahan tentang peluncuran proyek KIP Protocol, seperti yang dilakukannya setiap hari dengan banyak pengusaha,” ungkap juru bicara presiden.

Namun, skeptisisme terus mengemuka. Para kritikus, termasuk Jonatan Baldiviezo, seorang pengacara yang terlibat dalam pengaduan, menilai bahwa tindakan Milei menunjukkan keterlibatan yang dalam dan bertanggung jawab atas kerugian yang dialami publik. “Dalam hubungan terlarang ini, kejahatan penipuan dilakukan, di mana tindakan presiden sangat penting,” tegas Baldiviezo.

Hal ini juga didukung oleh Observatorio del Derecho a la Ciudad, sebuah organisasi nonpemerintah yang mengklaim bahwa tindakan Milei telah secara langsung merugikan ribuan orang. Mereka menuduh Milei terlibat dalam pengaturan penipuan yang merugikan masyarakat secara luas dan merampas tabungan banyak orang.

Dalam situasi yang semakin rumit ini, para ahli memperkirakan bahwa meskipun ada potensi untuk pemakzulan, hasil penyelidikan yang sedang berlangsung mungkin tidak cukup untuk memicu langkah tersebut. Namun, dampak dari skandal ini diperkirakan akan sangat merusak kredibilitas Milei, terutama menjelang pemilihan paruh waktu yang direncanakan pada tahun 2025.

Berdasarkan informasi terkini, jika Milei tidak dapat membuktikan kewajaran dalam keterlibatannya, baik di mata hukum maupun di mata publik, maka skandal tersebut berpotensi menyebabkan keruntuhan kepercayaan yang signifikan terhadap kepemimpinannya. Sementara itu, para korban terus menunggu kejelasan dan keadilan atas kerugian yang mereka alami akibat penipuan berkaitan dengan mata uang kripto $LIBRA.

Back to top button