
Polisi mengungkap bahwa Vadel Badjideh, seorang TikTokers yang terkenal, telah memaksa Laura Meizani, atau Lolly, putri dari selebriti Nikita Mirzani, untuk melakukan aborsi. Hal ini terungkap dalam konferensi pers yang diadakan di Polres Metro Jakarta Selatan. Kasus ini mencuat setelah pihak kepolisian menerima laporan mengenai dugaan persetubuhan anak di bawah umur, yang terjadi pada awal tahun 2024 ketika keduanya menjalin hubungan asmara.
Dalam pernyataan resmi, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu, menjelaskan bahwa Vadel membujuk Lolly untuk berhubungan intim dan menjanjikan untuk bertanggung jawab serta menikahinya. Dari hubungan tersebut, Lolly hamil, namun Vadel, yang tidak ingin kehamilan tersebut diketahui oleh keluarganya, menginginkan agar Lolly menggugurkan kandungannya. “Karena tersangka tidak mau kehamilan Lolly diketahui keluarganya, lalu memaksa korban untuk mengaborsi,” kata AKP Citra Ayu.
Pihak penyidik telah mengumpulkan alat bukti yang kuat termasuk keterangan saksi, hasil visum, serta pendapat dari ahli yang menguatkan dugaan pemaksaan tersebut. Vadel ditahan selama 20 hari pertama setelah ditetapkan sebagai tersangka pada 13 Februari 2025 dan dikenakan Undang-Undang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.
Sementara itu, dalam acara konferensi pers tersebut, Vadel hadir mengenakan baju tahanan dan tangan terborgol, namun ia tidak memberikan pernyataan apapun kepada para wartawan. Keberadaannya yang terlibat dalam kasus asusila ini tentu mengejutkan banyak pihak, terutama karena sebelumnya Vadel dikenal karena video-videonya yang viral di media sosial.
Dari informasi yang dihimpun, terlihat bahwa proses awal hubungan antara Vadel dan Lolly berlangsung saat keduanya terlibat asmara. Lolly, yang masih dibawah umur, terpengaruh oleh janji yang dikeluarkan Vadel. “Sehingga Lolly mau berhubungan badan layaknya suami istri,” imbuh AKP Citra Ayu, mengindikasikan bahwa ada unsur manipulasi di balik hubungan tersebut.
Polisi telah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memberikan dukungan psikologis bagi Lolly sebagai korban dalam kasus ini. Pendampingan psikologis ini dianggap penting mengingat dampak emosional yang mungkin ditimbulkan akibat peristiwa ini. Rencana hukuman yang mungkin dijatuhkan kepada Vadel diharapkan bisa memberikan efek jera dan menghadirkan keadilan bagi Lolly.
Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan terhadap anak-anak dan remaja dari tindakan kekerasan seksual serta perilaku predator yang memanfaatkan ketidakberdayaan korban. Langkah hukum yang diambil oleh pihak kepolisian diharapkan menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat tentang bahayanya eksploitasi terhadap anak di bawah umur.
Ketegangan di media sosial seputar kasus ini juga meningkat dengan berbagai reaksi dari netizen. Banyak yang mengecam tindakan Vadel dan menyerukan hukum yang lebih ketat untuk melindungi anak-anak dari kejahatan serupa. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran kolektif dalam melindungi generasi muda dari bahaya seksual.
Kasus Vadel Badjideh dan Lolly merupakan pengingat bahwa setiap individu, terutama anak-anak, berhak atas perlindungan dan keadilan. Peran orang tua, lingkungan, dan masyarakat sangat vital dalam menciptakan suasana yang aman bagi perkembangan anak-anak agar terhindar dari praktik-praktik buruk yang merugikan.