
Persib Bandung merayakan gelar juara Liga 1 2024/2025 yang mereka amankan dengan cara yang spektakuler, meski belum memainkan laga pada pekan ke-32. Kepastian ini hadir setelah pertandingan antara Persebaya Surabaya dan Persik Kediri berakhir imbang 3-3 pada 5 Mei 2025. Hasil tersebut memastikan bahwa Persebaya dan Dewa United tidak lagi mampu mengejar perolehan poin Persib yang saat ini telah mengoleksi 64 poin dari 31 pertandingan. Dengan hanya tiga laga tersisa, pesaing terdekat mereka maksimal hanya bisa meraih 63 poin.
Keberhasilan Persib di musim ini tidak hanya terletak pada gelar juara, tetapi juga pada tiga rekor penting yang berhasil dicatatkan oleh tim asal Kota Kembang ini.
Salah satu rekor yang diukir adalah back-to-back champion untuk pertama kalinya. Ini menjadi pencapaian historis bagi Persib, yang kini mencatatkan gelar juara dua musim berturut-turut di era Liga Indonesia. Sebelumnya, tim ini pernah menjadi juara di tahun 1994/1995 dan 2014, namun tidak dalam dua musim beruntun. Hal menariknya, torehan back-to-back ini sebelumnya hanya pernah dicapai saat era Perserikatan, yaitu pada 1993/1994.
Rekor kedua yang berhasil dicapai adalah juara dengan format liga penuh. Gelar musim ini merupakan yang pertama diraih Persib tanpa melewati fase gugur seperti semifinal atau final. Pada berbagai musim sebelumnya, tim selalu harus melalui fase knockout untuk meraih gelar. Dalam sejarahnya, format kompetisi sebelumnya masih menggunakan pembagian wilayah serta babak delapan besar hingga final. Pada tahun 2024, meskipun Persib meraih juara melalui sistem championship series, pencapaian kali ini menjadi sangat spesial karena dilakukan tanpa fase knockout.
Rekor ketiga yang perlu diperhatikan adalah kesempatan untuk mengangkat trofi di kandang sendiri. Persib akan menerima trofi Liga 1 2024/2025 pada pertandingan terakhir musim ini melawan Persis Solo yang dijadwalkan berlangsung pada 25 Mei mendatang. Menariknya, laga penutup ini digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, memberikan kesempatan kepada Bobotoh, sebutan untuk suporter Persib, untuk menyaksikan langsung seremoni penyerahan trofi. Momen ini menjadi sejarah penting karena selama ini, trofi juara yang diraih Persib selalu diterima di tempat netral. Pada tahun 1994/1995, seremoni tersebut berlangsung di Jakarta, sedangkan tahun 2014 di Palembang dan musim lalu di Madura.
Keberhasilan Persib ini bukan hanya sekadar sebuah trofi, tetapi juga menorehkan sejarah baru dalam perjalanan sepak bola Indonesia. Tim yang dilatih oleh Bojan Hodak ini menunjukkan kekuatan dan ketahanan yang luar biasa sepanjang musim, menjadikan mereka tim yang patut diperhitungkan di tingkat nasional.
Dari analisis performa dan statistik yang ada, Persib menunjukkan dominasi di liga ini, baik dari segi perolehan poin maupun kualitas permainan. Dukungan dari pemain-pemain kunci dan penggemar setia seperti Bobotoh menjadi faktor penting dalam pencapaian ini. Tim ini tidak hanya menciptakan sejarah untuk klub, tetapi juga menghidupkan kembali euforia sepak bola di daerah Bandung dan Indonesia secara keseluruhan.
Melihat pencapaian historis ini, tidak dapat dipungkiri jika Persib Bandung kini menjadi salah satu ikon sepak bola Indonesia dengan catatan rekor yang mengesankan, dan tantangan ke depan untuk meraih lebih banyak kesuksesan di musim-musim berikutnya tentu akan selalu dinantikan oleh seluruh pecinta sepak bola di tanah air.