
Surabaya, Octopus – Di momen Lebaran Idul Fitri yang penuh dengan godaan makanan, Persebaya Surabaya mengambil langkah tegas untuk menjaga kebugaran para pemainnya. Pelatih Paul Munster mengingatkan bahwa kelebihan berat badan akibat konsumsi berlebihan selama liburan dapat berdampak negatif bagi performa atlet. Mengantisipasi hal ini, manajemen tim telah menyiapkan sanksi berupa denda bagi pemain yang kembali dari liburan dalam keadaan berat badan berlebih.
Munster menjelaskan pentingnya disiplin dalam menjaga pola makan meski berada dalam suasana Lebaran. “Pemain sudah mengetahui konsekuensi yang akan diterima jika mereka mengalami penambahan berat badan. Kami akan terus berkonsultasi dengan dokter tim untuk memantau kondisi fisik mereka,” ujar Munster dalam sebuah kesempatan. Ia lansung mengingatkan pemain bahwa sebelum libur, mereka harus tetap menjaga asupan makanan agar dapat kembali ke latihan dengan optimal.
Meskipun Munster tidak membeberkan berapa nilai denda bagi pemain, ia yakin bahwa mereka memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan dan kebugaran. “Mereka tahu bahwa jika mereka melanggar aturan, mereka harus membayar denda. Namun, saya percaya tim ini disiplin,” tambahnya.
Salah satu pemain, bek Ardi Idrus, juga berbagi pandangannya terkait tantangan menjaga pola makan selama Lebaran. Ia merasa tidak kesulitan untuk mengatur makan dan berkomitmen menjaga kebugaran. “Kuncinya adalah menjaga makan dan melakukan latihan mandiri. Libur lebaran juga tidak terlalu panjang, jadi saya tidak khawatir dengan berat badan saya,” ungkap Ardi yang berencana pulang ke kampung halamannya di Kepulauan Tidore, Maluku Utara.
Persebaya dijadwalkan untuk menjalani latihan terakhir pada 28 Maret 2025 dan akan kembali berlatih pada 3 April 2025. Dengan masa liburan yang singkat ini, pelatih Munster dan para pemain berupaya untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin demi menjaga kondisi fisik menjelang kompetisi yang akan datang.
Di sisi lain, ungkapan Munster mengenai disiplin makanan juga mencerminkan upaya klub dalam menerapkan pola hidup sehat bagi para atletnya. Ini menjadi tantangan tersendiri, terutama dengan banyaknya sajian khas Lebaran yang melimpah. Denda yang diterapkan bukan hanya sebagai hukuman, tetapi juga sebagai bagian dari proses pembelajaran bagi pemain untuk lebih bertanggung jawab atas kesehatan diri mereka.
Sementara itu, penggemar Persebaya tentunya berharap bahwa keputusan ini dapat mendukung tim dalam mempertahankan performa yang optimal selama musim kompetisi. Kendati pasar hiburan yang semakin kompetitif, manajemen Persebaya tetap termotivasi untuk mengembangkan tim demi meraih sukses.
Dengan pendekatan yang disiplin dalam menjaga kesehatan dan kebugaran, Persebaya tidak hanya berharap tampil baik di lapangan, tetapi juga membentuk karakter atlet yang profesional dan bertanggung jawab. Diharapkan, para pemain dapat menghadapi berbagai godaan selama Lebaran dengan bijak, sehingga bisa tetap tampil gemilang di penghujung musim.