Permukaan Inti Bumi Mungkin Mengalami Perubahan Bentuk yang Drastis!

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature mengungkap bahwa permukaan inti bumi mungkin mengalami perubahan bentuk. Penelitian ini dilakukan oleh para ilmuwan yang mengamati gelombang gempa yang menembus tepi inti bumi pada kedalaman sekitar 3.200 mil (5.150 kilometer). Hasilnya menunjukkan bahwa, meskipun inti bumi telah berada pada posisi yang terlihat stabil sebelumnya, terdapat perbedaan yang tidak terlihat dengan jelas.

John Vidale, pemimpin studi dan seismolog dari University of Southern California Dornsife, menjelaskan bahwa hasil penelitian menunjukkan kemungkinan aliran di inti luar dapat sedikit menggerakkan inti terluar serta mengubah topografi permukaannya. “Hal yang paling mungkin adalah aliran di inti luar sedikit menggerakkan inti terluar dan mengubah topografinya,” ungkap Vidale.

Inti luar bumi yang bersifat cair sebagian besar terdiri atas logam seperti besi dan nikel. Lapisan ini melindungi inti dalam yang padat dan juga terbuat dari besi dan nikel. Setiap tahun, sebagian kecil dari inti luar yang cair ini mengkristal, sehingga menambah ukuran inti dalam dengan kecepatan sekitar satu milimeter per tahun. Namun, pada batas antara inti luar dan inti dalam, meskipun inti dalam berada pada keadaan padat, ia tidak sepenuhnya kaku. Hal ini mungkin merupakan alasan mengapa studi ini bisa menunjukkan perubahan yang tidak terduga, meskipun penentuan dimensi pasti dari perubahan tersebut menjadi tantangan tersendiri.

Dalam kajian sebelumnya, Vidale dan timnya menemukan bahwa inti dalam bumi tidak berputar pada kecepatan yang konsisten. Menurut mereka, sejak sekitar tahun 2010, inti dalam mulai melambat dan kini rotasinya tertinggal dibandingkan dengan bagian bumi lainnya. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi kapan titik yang sama di inti bumi melintas di bawah titik yang sama di bumi selama rentang waktu dari 1991 hingga 2023. Dengan memanfaatkan pasangan gempa bumi yang berasal dari lokasi yang sama di Kepulauan Sandwich Selatan di Samudra Atlantik Selatan, para peneliti dapat menghasilkan gelombang yang kemudian melewati inti sebelum ditangkap oleh alat penerima di Amerika Selatan dan Utara.

Dari total 168 pasang gempa bumi yang ditelaah, peneliti menemukan ada sedikit perubahan pada gelombang yang melewati tempat yang sama di inti pada waktu yang berbeda. Mereka mengamati bahwa, meski gelombang tersebut mengalami sedikit pergeseran, ada perubahan yang lebih jelas terdeteksi di lokasi yang hanya meneliti permukaan inti dan lapisan terluarnya.

Sejak ditemukannya bukti gerakan inti dalam pada tahun 1990-an, perdebatan tentang apakah inti tersebut berotasi atau hanya mengalami pergeseran pada batasnya tetap berlangsung. Bruce Buffett, ahli geosains dari Universitas California, Berkeley, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengemukakan pendapatnya bahwa mungkin semua pandangan yang ada itu benar. “Mungkin pendapat semua orang benar,” ujarnya.

Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang kompleksitas perilaku inti bumi yang selama ini belum sepenuhnya dipahami. Bagaimana aliran cairan dalam inti luar dapat mempengaruhi permukaan inti dalam menambah lapisan kompleksitas dalam studi geosains, dan dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami dinamik bumi serta dampaknya terhadap fenomena geologi di permukaan. Dengan demikian, studi ini menjadi langkah penting dalam memahami perilaku inti bumi dan kemungkinan dampaknya terhadap bumi secara keseluruhan.

Exit mobile version