Perlu Kemampuan Adaptasi: Kunci Hadapi Krisis di Era Kini

Jakarta, Octopus – Dalam era dinamika global yang penuh tantangan, kemampuan adaptasi menjadi kunci utama bagi individu dan pelaku usaha untuk menghadapi krisis. Berbagai aspek, mulai dari geopolitik hingga kebijakan ekonomi internasional, berperan penting dalam membentuk lanskap bisnis saat ini. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa wirausaha Indonesia harus mampu menjadi aktor utama yang adaptif, berdaya tahan, dan memiliki daya saing yang tinggi.

Dewasa ini, ketatnya persaingan dalam perdagangan internasional semakin diperparah dengan kebijakan proteksionisme, seperti yang diterapkan oleh pemerintah Amerika Serikat. Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada negara mitra dagang, termasuk Indonesia, tetapi juga menjadi sinyal penting bagi pelaku usaha untuk meningkatkan kemandirian dan inovasi.

Seminar bisnis bertajuk Gebyar Spirit Wirausaha Gemilang (GSWG) 2025 yang diselenggarakan oleh Asosiasi G-Coach Indonesia (AGCI) menyoroti urgensi ini. Dalam seminar yang dihadiri lebih dari 400 peserta dari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai daerah, Sri Sultan menegaskan pentingnya memiliki “spirit” yang kuat dalam menghadapi tantangan global.

“Wirausaha sejati bukan hanya mencari keuntungan, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat,” ungkap Sri Sultan. Dalam kearifan lokal Jawa, ada prinsip yang menekankan bahwa hidup harus memberi dampak positif. Di sinilah letak pentingnya wirausaha yang berkontribusi bukan hanya pada ekonomi, tetapi juga pada kemaslahatan sosial.

Fahmi, pendiri Grounded Business Coaching (GBC), menambahkan bahwa untuk menghadapi sektor-sektor yang mengalami kelesuan, seperti pariwisata, kuliner, dan fesyen, dibutuhkan optimisme yang radikal dan penguatan jaringan antara pemerintah dan para pemangku kepentingan. “Kemampuan untuk beradaptasi adalah kata kunci,” tegasnya.

Berbagai guncangan, seperti krisis global dan tekanan efisiensi, menuntut UKM dan pengusaha untuk merespons dengan strategi yang inovatif. Dalam konteks ini, kemampuan untuk berpikir transformasional menjadi sangat penting, karena hal ini akan memampukan mereka untuk menghadapi tantangan dengan cara yang lebih efektif.

Menanggapi kondisi ekonomi yang menurun, Ketua Pelaksana GSWG 2025, Abdul Fiqih, mengatakan bahwa seminar ini menjadi momentum untuk sinergi, di mana pengusaha bisa mendapatkan strategi dan ilmu bermanfaat. “Kami berharap kegiatan ini bisa mendorong peningkatan kapasitas, memperluas jejaring, dan memperbesar dampak melalui optimasi sumber daya yang ada,” paparnya.

Di tengah tantangan yang ada, salah satu hal yang menarik perhatian adalah bagaimana para pengusaha dapat beradaptasi dengan cepat. Beberapa elemen yang dapat membantu kemampuan adaptasi ini antara lain:

  1. Peningkatan Kapasitas: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan agar bisa menghadapi perubahan dengan baik.
  2. Jaringan yang Kuat: Mengoptimalkan hubungan dengan berbagai pihak untuk saling mendukung dan berbagi informasi.
  3. Inovasi dan Kreativitas: Menciptakan produk dan layanan baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar yang terus berubah.
  4. Kesadaran Global: Memahami isu-isu yang sedang berlangsung secara internasional dan dampaknya terhadap bisnis lokal.

Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi, kemampuan adaptasi akan menjadi semakin penting. Wirausaha yang fleksibel, inovatif, dan berorientasi pada dampak sosial merupakan kunci dalam menciptakan ekosistem bisnis yang berdaya saing tinggi. Dengan demikian, pelaku usaha tidak akan hanya menjadi penonton dalam gelombang perubahan, tetapi juga protagonis yang menggerakkan roda perekonomian menuju arah yang lebih baik.

Berita Terkait

Back to top button