Bengaluru dilanda aksi pencurian yang mengejutkan pada 28 Februari 2023, ketika sekelompok perampok berhasil menggondol 830 kilogram rambut manusia bernilai sekitar Rp1,9 miliar dari sebuah gudang di Lakshmipura Cross. Kejadian tersebut menarik perhatian luas karena tidak hanya nilai yang tinggi dari barang yang dicuri, tetapi juga metode yang digunakan para pelaku.
Menurut laporan dari The Indian Express, korban pencurian ini adalah seorang pedagang rambut bernama Venkataswamy K, yang berusia 73 tahun. Ia dikenal sebagai pelaku bisnis ekspor rambut yang telah lama beroperasi. Venkataswamy baru saja memindahkan stok rambutnya dari Hebbal ke gudang baru di Lakshmipura Cross pada 12 Februari, di mana ia menyimpan 27 kantong rambut olahan yang siap dikirim ke luar negeri.
Perampokan terjadi sekitar tengah malam, ketika enam pelaku muncul di lokasi menggunakan SUV Mahindra Bolero. Dengan menggunakan batang besi, mereka membobol pintu gudang dan dengan cepat memindahkan kantong-kantong rambut ke dalam kendaraan mereka sebelum melarikan diri. Kejadian ini sempat terlihat oleh seorang warga setempat yang awalnya mengira para pelaku adalah petugas resmi. Mereka berkomunikasi dalam bahasa Telugu saat mengoordinasikan pemindahan barang, sehingga menimbulkan kecurigaan setelah seorang pejalan kaki menemukan helai rambut berserakan di jalan dan melapor kepada pihak berwajib.
Tim patroli Hoysala yang datang ke tempat kejadian menemukan pintu gudang dalam keadaan terbuka dan segera menghubungi pemilik gudang, Venkataswamy, sekitar pukul 01.50 dini hari. Venkataswamy menyatakan kecurigaannya bahwa perampokan ini melibatkan orang dalam perusahaannya. Meskipun rekaman CCTV di sekitar lokasi menangkap aksi para pelaku dan kendaraan mereka, tampaknya citra yang buram serta nomor plat yang tidak dapat terbaca membuat polisi sulit untuk mengidentifikasi mereka.
Dalam upaya mengusut kasus ini, otoritas setempat telah mendaftarkan penyelidikan berdasarkan Pasal 305 tentang pencurian di rumah tinggal, sarana transportasi, atau tempat ibadah, serta Pasal 331 yang mengatur mengenai hukuman atas pembobolan. Penyelidikan sedang dilakukan secara menyeluruh untuk melacak jejak para pelaku dan mengembalikan barang curian tersebut kepada korban.
Kejadian ini menunjukkan betapa rentannya bisnis yang bergerak di sektor rambut, yang memang dikenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama dalam ekspor. Rambut manusia sering kali diekspor ke negara-negara seperti China dan Eropa, di mana permintaan terhadap barang-barang berbasis rambut sangat besar.
Pihak kepolisian terus melakukan pengawasan serta pendekatan kepada pemilik bisnis lain di sekitar lokasi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut yang bisa membantu penyelidikan. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya keamanan di tempat penyimpanan barang-barang berharga dan perlunya kewaspadaan dari para pemilik bisnis untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Perampokan ini tak pelak menjadi perhatian publik, baik di dalam negeri maupun internasional, karena jumlah rambut yang dicuri sangatlah besar dan dapat berdampak pada industri rambut yang lebih luas. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai bagaimana industri ini dapat meningkatkan pengamanan terhadap stok barang berharga mereka. Masyarakat mengharapkan agar pihak berwenang segera menemukan para pelaku dan membawa mereka ke pengadilan untuk dimintai pertanggungjawaban atas tindakan kriminal yang dilakukan.