Gadget

Penjualan iPhone Turun: China Anjlok, Asia Pasifik Stabil Tipis

Apple, produsen teknologi terkemuka asal Amerika Serikat, baru-baru ini mengungkapkan bahwa penjualan iPhone mengalami penurunan.

Dalam laporan keuangan untuk tahun 2024, Apple melaporkan nilai penjualan bersih iPhone mencapai sebesar US$69,13 miliar, menurun dibandingkan dengan US$69,70 miliar pada tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya penjualan di pasar China, suatu tren yang mengkhawatirkan bagi perusahaan yang sangat bergantung pada penjualan produk smartphone di negara dengan populasi terbesar di dunia itu.

Penjualan iPhone di China mencatatkan penurunan yang signifikan, yaitu sebesar 11%, dari US$20,8 miliar pada 2023 menjadi US$18,51 miliar di tahun 2024. Kinerja buruk ini terlihat semakin nyata menurut laporan dari Canalyst yang menunjukkan distribusi iPhone di China menurun sebesar 6,7% pada kuartal kedua tahun 2024. Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya persaingan dari produsen lokal yang menawarkan berbagai smartphone dengan harga lebih kompetitif.

Sementara itu, di kawasan Asia Pasifik, yang mencakup Indonesia, penjualan iPhone hanya naik tipis, tercatat sebesar US$10,29 miliar dibandingkan dengan US$10,16 miliar pada tahun sebelumnya. Penyebaran iPhone di kawasan ini terhambat oleh adanya sanksi dari pemerintah Indonesia terhadap produk iPhone 16 yang memasuki pasar lokal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit peningkatan, Apple masih menghadapi tantangan yang harus dihadapi untuk meningkatkan penetrasi pasar di Asia Pasifik.

Di sisi lain, pelaporan penjualan menunjukkan bahwa Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang merupakan pasar utama bagi penjualan iPhone. Penjualan di Eropa mencapai US$33,86 miliar serta di Amerika Serikat mencapai US$52,64 miliar, dengan Jepang menyusul di angka US$8,98 miliar. Data ini menunjukkan bahwa konsumen di luar China tetap menjadi penyokong utama pendapatan Apple dari produk iPhone.

Secara keseluruhan, pendapatan Apple dari seluruh pasar tercatat mencapai Rp124,3 miliar, sebuah peningkatan sebesar 4% secara tahunan. Peningkatan tersebut didorong bukan hanya oleh penjualan iPhone, tetapi juga dari layanan Apple lainnya serta produk-produk seperti laptop Mac dan tablet iPad. Laba per saham dilusian kuartalan yang dibukukan telah mencapai US$2,40, naik 10 persen dari tahun sebelumnya.

Tim Cook, CEO Apple, berkomitmen untuk terus menghadirkan produk dan layanan terbaik kepada pelanggannya. Dalam wawancara, ia menyebutkan bahwa Apple terus berinovasi melalui teknologi silikon mereka guna menciptakan aplikasi yang lebih baik dan pengalaman pengguna yang lebih personal dengan Apple Intelligence, yang direncanakan akan tersedia dalam lebih banyak bahasa pada bulan April mendatang.

CFO Apple, Kevan Parekh, menyoroti pertumbuhan pendapatan yang tercatat dan margin operasi yang kuat, yang membuat EPS mencapai rekor baru. Hal ini memungkinkan Apple untuk mengembalikan lebih dari US$30 miliar kepada pemegang sahamnya.

Selain itu, Dewan Direksi Apple juga mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar $0,25 per lembar saham biasa, yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang tercatat pada tanggal 10 Februari 2025. Langkah ini menunjukkan komitmen Apple untuk terus memberikan imbal hasil kepada para investor, meski di tengah penurunan penjualan pada iPhone di pasar-pasar tertentu.

Dengan semua tantangan yang dihadapi, terutama di pasar China, Apple harus memikirkan strategi baru untuk memulihkan penjualannya dan memastikan keberlanjutan pertumbuhan di pasar global, termasuk memperkuat posisinya di Asia Pasifik dan mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu untuk penjualan iPhone-nya.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button