
Para ilmuwan dari University of Southern California (USC) telah mengungkapkan penemuan yang mengejutkan terkait dengan inti Bumi, menyatakan bahwa bagian dalam Bumi tersebut mungkin lebih lentur daripada yang selama ini dipercayai. Temuan ini bisa berimplikasi penting pada pemahaman kita tentang perputaran Bumi serta perhitungan panjang satu hari di planet ini.
Penelitian yang dipimpin oleh John Vidale, seorang profesor Ilmu Bumi di USC Dornsife College, awalnya tidak mengarah pada penelusuran sifat fisik inti dalam. Namun, saat menganalisis 121 gempa bumi yang terjadi berulang kali di dekat Kepulauan Sandwich Selatan, tim peneliti menemukan adanya perubahan struktural yang signifikan di dekat permukaan inti dalam. Observasi ini mengindikasikan bahwa inti dalam, yang sebelumnya dianggap sebagai bola padat, sebenarnya memiliki karakteristik deformasi viskos.
Inti Bumi sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu inti luar yang berbentuk cair dan inti dalam yang dulunya dianggap solid. Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience ini menunjukkan bahwa lapisan terluar inti dalam dapat mengalami pergeseran lebih dari 100 meter. Pergeseran ini diakibatkan oleh interaksi dengan inti luar yang panas dan turbulen, yang selama ini dikenal juga memiliki karakteristik turbulen.
John Vidale menyatakan, “Inti luar yang cair memang dikenal turbulen, tetapi ini adalah kali pertama kami melihat dampak turbulensi tersebut pada inti dalam Bumi dalam skala waktu manusia.” Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa perubahan yang terjadi pada inti dalam bukanlah proses yang berlangsung dalam waktu geologis ratusan juta tahun, melainkan dapat terjadi pada periode yang jauh lebih singkat, memungkinkan para ilmuwan untuk mengamati dan menganalisis dampaknya dengan lebih mudah.
Dampak dari penemuan ini tidak hanya sebatas ilmiah. Penelitian ini juga menciptakan ketertarikan baru mengenai pengaruh kondisi dalam Bumi terhadap fenomena yang dekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Mengingat perubahan pada inti dalam dapat memengaruhi panjang hari di Bumi, meskipun besarnya perubahan tersebut belum dapat dipastikan, hal ini membuka diskusi lebih lanjut mengenai waktu dan bagaimana pengukuran waktu yang kita lakukan dapat terpengaruh oleh kondisi yang terjadi jauh di dalam planet kita.
Fakta menarik lainnya adalah inti dalam Bumi, meskipun dianggap padat, mungkin dapat berperilaku layaknya zat yang lebih lentur ketika dihadapkan pada tekanan dan suhu tinggi. Hal ini menantang pemahaman lama tentang struktur Bumi dan mendorong penelitian lebih lanjut terhadap perilaku dinamis dari lapisan-lapisan dalam planet kita.
Berkaitan dengan teorema ini, penemuan oleh tim USC ini berpotensi merubah perspektif kita mengenai bagaimana interaksi antara bagian-bagian Bumi dapat menghasilkan fenomena yang tak terduga. Sebagai contoh, jika penemuan ini dikonfirmasi lebih lanjut, perubahan pada inti dalam Bumi juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari aktivitas seismik hingga formasi struktur geologi di permukaan.
Sesuai dengan penelitian yang dipublikasikan, para ilmuwan terus mengumpulkan data dan menyelidiki lebih dalam untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai inti dalam dan pengaruhnya. Seiring dengan perkembangan teknologikal dalam pengamatan geologis, kita mungkin akan segera mendapati lebih banyak informasi yang bisa mengungkap misteri-misteri seputar inti Bumi yang selama ini membingungkan. Penemuan ini membuka ruang bagi penelitian lebih lanjut yang akan memperdalam pemahaman kita tentang Bumi dan dinamika yang terjadi di dalamnya.