Peneliti Deteksi Anomali di Kawah Bawah Laut Samudera Hindia, Puing MH370?

Pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Maret 2014 kini mendapatkan harapan baru setelah Dr. Vincent Lyne, seorang mantan peneliti dari Universitas Tasmania, mempublikasikan klaim mengenai temuan potensi puing-puing pesawat tersebut. Dalam sebuah penelitian, Dr. Lyne menyatakan bahwa ia melihat tanda-tanda anomali di kawah bawah laut Samudera Hindia, yang mungkin menjadi lokasi jatuhnya pesawat yang membawa 239 orang itu.

Dr. Lyne menerangkan bahwa penemuan ini berawal dari analisis data batimetri GEBCO, yang merupakan pemetaan digital dasar laut. Ia menemukan satu piksel kuning pada koordinat Lintang 33.02°S dan Bujur 100.27°E, yang berhubungan dengan lokasi di dekat Bandara Penang. Ia menjelaskan, “Tersembunyi jauh di dalam lautan luas tempat Broken Ridge bertemu dengan Zona Retakan Diamantina, satu piksel terang telah muncul – menunjukkan lokasi reruntuhan dengan akurasi yang belum pernah ada sebelumnya.”

Menurut Dr. Lyne, kedalaman kawah tersebut mencapai 5.750 meter, dan poin kuning tersebut terlihat sebagai anomali yang menunjukkan lokasi kemungkinan jatuhnya MH370. Meskipun demikian, ia mengakui adanya ketidakpastian terkait lokasi tersebut akibat ketidakkonsistenan dalam data sonar dan altimeter satelit yang digunakan. Namun, ia tetap menekankan bahwa anomali ekstrem tersebut merupakan petunjuk signifikan dalam pencarian.

Menariknya, Dr. Lyne juga menyatakan bahwa bentuk kawah tersebut “tidak konsisten dengan fitur dasar laut alami.” Ia berpendapat bahwa hal ini dapat mendukung teori bahwa hilangnya MH370 tidak terjadi secara kebetulan, melainkan merupakan tindakan yang direncanakan. Dalam teorinya, ia menduga bahwa pilot Kapten Zaharie Ahmad Shah mungkin telah menjalankan rencana tertentu sehingga membawa pesawat ke lokasi yang telah ditentukan.

Sejak hilang 11 tahun yang lalu, upaya pencarian MH370 telah melibatkan banyak misi internasional dengan biaya yang terus membengkak, mencapai ratusan juta dolar. Pesawat Boeing 777 tersebut menghilang 40 menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kuala Lumpur, menuju Beijing. Berbagai teknik pencarian, termasuk pemindaian laut yang luas, telah dilakukan, namun hasil yang memadai belum terbukti.

Saat ini, pemerintah Malaysia berencana melanjutkan pencarian MH370 dengan dukungan dari perusahaan eksplorasi laut berbasis di Amerika Serikat, Ocean Infinity. Draf kesepakatan tersebut mengalokasikan dana sebesar £56 juta untuk upaya tersebut dan diharapkan dapat membantu mengakhiri misteri yang telah menggelisahkan banyak orang selama lebih dari satu dekade.

Data dan analisis seperti yang dikemukakan oleh Dr. Lyne bisa sangat berharga dalam menentukan arah pencarian selanjutnya. Jika pihak berwenang memutuskan untuk menjadikan informasi ini sebagai fokus baru, akan ada harapan kembali bagi keluarga para penumpang yang masih menunggu kejelasan mengenai nasib mereka. Dengan kemajuan teknologi dan metodologi baru dalam eksplorasi laut, mungkin saja misteri MH370 akan ditemukan, memberikan sedikit penyerahan bagi mereka yang terjebak dalam duka.

Pengembangan dalam penelitian serta teknologi pemetaan bawah laut menjadikan pencarian lebih akurat dan efisien. Seiring dengan upaya terus-menerus dari berbagai pihak, harapan untuk menemukan jejak terakhir dari MH370 tetap ada, meskipun tantangan besar masih menghadang di hadapan.

Berita Terkait

Back to top button