
Dua pria tunawisma di Toulouse, Prancis, menjadi sorotan setelah mereka mencuri kartu kredit dan membeli tiket lotere, yang kemudian berhasil membawa mereka meraih hadiah utama senilai 500.000 euro (sekitar Rp 8,5 miliar). Kasus ini mengejutkan banyak orang, terutama pemilik kartu kredit yang bersedia menghapus tuntutan pencurian dengan syarat kedua pencuri tersebut mau membagi hadiah secara rata.
Kejadian ini bermula pada 3 Februari 2025, ketika Jean-David, seorang pria berusia 42 tahun, melaporkan pencurian yang dialaminya setelah ranselnya dibobol di pusat kota Toulouse. Ransel tersebut berisi beberapa kartu kredit dan dokumen pribadi. Setelah kejadian, Jean-David segera menghubungi bank untuk memblokir kartu-kartunya dan setelah memeriksa riwayat transaksinya, dia menemukan penggunaan kartu kreditnya untuk membeli tiket lotere dan rokok di sebuah toko.
Pemilik toko tempat transaksi dilakukan mengonfirmasi identitas dua pria tunawisma yang membeli tiket lotere menggunakan kartu kredit tersebut. Setelah menggaruk tiket lotere, keduanya sangat beruntung karena memenangkan hadiah utama sebesar 500.000 euro. Namun, ketika mereka berusaha mengambil hadiah, mereka diarahkan untuk menghubungi Francaise des Jeux, penyelenggara lotere nasional Prancis.
Hingga saat ini, hadiah tersebut belum bisa dicairkan karena pihak berwenang membekukannya sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut. Jean-David mengambil inisiatif dengan memasang iklan di surat kabar untuk mengajak dua pencuri tersebut untuk bernegosiasi. Ia secara langsung menawarkan tawaran untuk berbagi hadiah, dengan harapan situasi ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya tuntutan hukum.
Dalam iklannya, Jean-David menegaskan bahwa pembagian uang hadiah akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. “Mengapa kita tidak mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan? Mengapa tidak membagi hadiah loterenya?” ujar Jean-David. Hal ini menunjukkan pendekatan yang tidak biasa dan bisa dibilang tidak terduga dari seorang korban pencurian.
Pengacara Jean-David, Pierre Debuisson, memberikan penjelasan penting mengenai hak-hak kliennya. Ia menegaskan bahwa perusahaan lotere berkewajiban untuk membayar hadiah kepada pemegang tiket yang sah. Ia menuturkan, “Mereka tidak dapat membatalkan tiket hanya karena dibeli dengan kartu kredit curian.” Debuisson meyakini bahwa adanya hubungan antara Jean-David sebagai pemilik kartu kredit dan pencuri sebagai pembeli tiket lotere seharusnya berjalan seiring, dan layak untuk dibagi.
Namun, meskipun tawaran Jean-David terdengar altruistik, tidak dapat dipungkiri bahwa situasi ini melibatkan banyak aspek hukum dan moral. Dalam hal ini, keputusan untuk membagi hadiah atau menuntut secara hukum akan menjadi kompleks dan menarik perhatian publik.
Kasus unik ini terus menjadi pusat perhatian dan ditunggu kelanjutannya dengan penuh rasa ingin tahu. Publik menanti apakah kedua pria tunawisma tersebut akan menerima tawaran pembagian hadiah dari Jean-David atau justru menghadapi konsekuensi hukum dari tindakan mereka. Sampai saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan untuk menuntaskan perkara ini dan memastikan hak-hak semua pihak terlindungi.