
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menunjukkan komitmennya dalam mendukung penyerapan gabah dan beras dari petani dengan melibatkan Perum Bulog. Dalam rapat koordinasi yang digelar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Kota Semarang pada Jumat, 7 Maret 2023, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menggarisbawahi pentingnya kerja sama antara Bulog dan BUMD PT Jateng Agro Berdikari (JTAB) dalam upaya meningkatkan penyerapan hasil panen petani.
Dalam acara tersebut, Luthfi menyatakan, “Perum Bulog bisa kerja sama dengan BUMD untuk penetrasi harga, kami punya PT Jateng Agro Berdikari. Jateng punya hasil panen luar biasa.” Pernyataan ini mencerminkan keyakinan pemerintah provinsi bahwa kolaborasi antara Bulog dan BUMD akan meningkatkan efektivitas penyerapan gabah dan beras, sekaligus memberikan harga yang menguntungkan bagi petani.
Kerja sama ini diharapkan bisa memperkuat posisi tawar petani di pasar dan memberikan dampak langsung terhadap kesejahteraan mereka. Luthfi menekankan bahwa penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bulog dan mitra terkait sangat penting untuk menjamin penyerapan gabah dan beras dengan harga yang sesuai. Ini sejalan dengan arahan Presiden untuk mencapai swasembada pangan di Indonesia, di mana Pemerintah Provinsi berkomitmen penuh untuk mendukung langkah-langkah strategis tersebut.
Dari data yang disampaikan, Perum Bulog ditargetkan untuk menyediakan cadangan gabah dan beras sebanyak 3 juta ton hingga April 2025. Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, mengungkapkan bahwa pihaknya akan lebih proaktif dalam melakukan pembelian hasil panen dari para petani. Ia mengungkapkan, “Kita mendapatkan support dan dorongan dari Forkopimda di Jateng. Untuk Jateng, serapan sampai bulan April nanti sekitar 363 ribu ton setara beras.”
Dalam rangka optimalisasi penyerapan, Bulog juga melakukan penandatanganan kerja sama dengan 313 mitra pengadaan pangan dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Pertemuan ini melibatkan baik peserta secara luring maupun daring, dengan tujuan menjalin komunikasi yang lebih baik antara pihak Bulog dan petani. Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses penyerapan serta mempermudah petani untuk menjual hasil panen mereka.
Situasi pangan di Jawa Tengah saat ini pelan tapi pasti menunjukkan stabilitas. Gubernur Luthfi menegaskan bahwa persediaan pangan di wilayahnya aman hingga April 2025. Hasil pengecekan terhadap harga dan stok di pasar menunjukkan bahwa harga beras masih relatif stabil, memberi sinyal positif bagi kesejahteraan petani dan konsumen.
Dalam konteks lebih luas, dukungan Pemprov Jawa Tengah terhadap penyerapan gabah dan beras tidak hanya akan memberikan manfaat bagi petani, tetapi juga akan berkontribusi terhadap stabilitas pangan nasional. Dengan adanya upaya kolaboratif antara pemerintah, Bulog, dan BUMD, diharapkan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dapat lebih terjamin.
Semua langkah yang diambil oleh Pemprov Jateng dan Perum Bulog ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli petani, yang pada gilirannya akan menguntungkan sektor pertanian secara keseluruhan. Penyerapan yang optimal dapat menjadi solusi dalam menghadapi fluktuasi harga beras dan menjaga keberlangsungan pasokan pangan di tengah tantangan yang ada. Dengan pendekatan proaktif dan kolaboratif ini, diharapkan Jawa Tengah dapat menjadi model dalam pengelolaan pangan yang baik di Indonesia.