Pemprov Jateng Cek Harga Pangan di Pasar Gedhe Klaten, Minyakita Mahal!

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) melakukan pemantauan harga bahan pangan di pasar tradisional Pasar Gedhe Klaten pada Kamis (13/3). Kegiatan ini dipimpin oleh Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sujarwanto Dwiatmojo, yang didampingi oleh Kabag Perekonomian Setda Klaten, Tomisila, Kabid Perdagangan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan Klaten, Hery Susilo, serta Lurah Pasar Purwadi. Pemantauan ini dilakukan menjelang Idul Fitri 1446 H, di mana harga kebutuhan pokok sering mengalami kenaikan.

Selama pemantauan, Sujarwanto berbincang langsung dengan para pedagang mengenai harga bahan pangan yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama menjelang perayaan Idul Fitri. Salah satu fokus utama adalah harga minyak goreng jenis Minyakita, yang saat ini menjadi sorotan masyarakat. Penjual minyakita di pasar, Agustina, mengungkapkan bahwa harga jual minyak goreng berkisar antara Rp17.500 hingga Rp18.000 per liter, di mana harga dari agen atau penyalur juga mengalami kenaikan, yaitu antara Rp196.000 hingga Rp200.000 per dus isi 12 kantong.

Sujarwanto juga mencermati harga sejumlah bahan pangan lainnya yang juga mengalami pergerakan harga, seperti cabai, bawang, telur, tempe, dan daging sapi. Ia mencatat bahwa harga cabai rawit merah di Pasar Gedhe Klaten masih tinggi, mencapai Rp85.000 per kilogram, meskipun sempat ada kekhawatiran bahwa harga cabai akan terus meningkat.

Dalam keterangannya, Sujarwanto menyatakan bahwa harga bahan pangan di Pasar Gedhe Klaten cukup terkendali menjelang Idul Fitri. “Kemarin, harga cabai yang kita khawatirkan akan naik terus ternyata terkendali di Pasar Gedhe Klaten. Saya tawar menawar cabai rawit dan membeli dengan harga Rp85.000 per kg,” ungkapnya. Selain itu, harga telur juga menunjukkan sedikit penurunan, sekarang berada di angka Rp27.000 per kg.

Namun, Sujarwanto menegaskan bahwa harga minyakita perlu ditinjau kembali. Meskipun harga eceran tertinggi (HET) untuk minyakita ditetapkan sebesar Rp15.700 per liter, masih terdapat informasi bahwa harga jual di pasar berada di atas angka tersebut. “Jadi, harga minyakita Rp17.500—Rp18.000 per liter ini masih terlalu tinggi. Kita akan cek di penyalur minyakita yang ditunjuk untuk mengetahui persoalan yang ada,” jelasnya.

Dari data yang diperoleh, harga bahan pangan di Pasar Gedhe Klaten menunjukkan variasi, tetapi pemerintah optimis bahwa dengan pemantauan yang dilakukan secara berkala, stabilitas harga dapat terjaga. Beberapa bahan pangan seperti bawang merah, bawang putih, dan daging sapi juga tidak luput dari perhatian untuk memastikan bahwa harga tetap dalam kisaran yang wajar bagi masyarakat.

Menyusul pemantauan ini, Pemerintah Provinsi Jateng berharap agar harga minyakita dapat segera normal sesuai HET, agar masyarakat tidak terbebani dengan harga yang tinggi. Dengan langkah-langkah pemantauan yang sistematis, diharapkan kondisi pasar akan semakin kondusif menjelang Idul Fitri.

Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu, perhatian pemerintah terhadap kestabilan harga bahan pangan menjadi langkah penting untuk melindungi daya beli masyarakat. Melalui komunikasi langsung dengan pedagang dan konsumen, diharapkan solusi terhadap masalah harga dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien.

Berita Terkait

Back to top button