
Pemprov Bengkulu resmi meluncurkan program satu desa satu ambulans yang akan direalisasikan pada tahun 2025. Program ini adalah bagian dari janji politik Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dan Wakil Gubernur Mian, yang mereka sampaikan selama kampanye Pilkada 2024. Rencana ini bertujuan untuk memastikan seluruh desa di Bengkulu mendapatkan akses transportasi medis yang memadai.
Asisten II Pemprov Bengkulu, RA Denni, menjelaskan bahwa pengadaan ambulans ini menjadi salah satu langkah awal dalam memenuhi janji yang telah dicanangkan oleh pemimpin daerah. “Pada tahap awal di tahun 2025, kami akan mendistribusikan sebanyak 129 unit ambulans yang akan disebar ke seluruh kecamatan di Bengkulu,” ungkap Denni saat konferensi pers di Bengkulu.
Meskipun diharapkan setiap desa memiliki ambulans, untuk tahap awal, satu ambulans akan disediakan per kecamatan. Penyerahan simbolis ambulans diperkirakan akan dilakukan saat kegiatan safari Ramadan yang akan datang. Saat ini, proses pengadaan unit-unit ambulans tersebut sedang berjalan.
Program ini dinyatakan sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan layanan kesehatan di daerah-daerah tertinggal dan terpencil. “Kami ingin memperluas jangkauan layanan kesehatan hingga pelosok desa. Dengan adanya ambulans, kami berharap masyarakat dapat dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan,” tambah Denni.
Sumber dana untuk program ini diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Bengkulu. Setiap unit ambulans diperkirakan menelan biaya sekitar Rp300 juta, yang berkontribusi terhadap total anggaran tahap pertama sekitar Rp38,7 miliar. Dana ini dirancang untuk menjawab kebutuhan mendesak akan layanan darurat di daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Melalui program ini, diharapkan tidak hanya akses terhadap layanan kesehatan yang meningkat, tetapi juga frekuensi pertolongan medis darurat kepada masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil. Selama ini, masyarakat di daerah tersebut sering kesulitan menjangkau fasilitas kesehatan akibat kurangnya fasilitas transportasi medis yang memadai.
Program satu desa satu ambulans diharapkan bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki masalah serupa. Banyak daerah di Indonesia, terutama yang berada di pelosok, masih belum memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan. Melalui inisiatif ini, Pemprov Bengkulu berharap dapat memberikan inspirasi bagi daerah lain untuk menciptakan program serupa guna meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat.
Pembangunan infrastruktur kesehatan yang lebih baik juga menjadi fokus dalam program ini. Dengan adanya ambulans yang tersebar di seluruh kecamatan, diharapkan dapat terjalin kerjasama yang lebih baik antara tenaga medis dan masyarakat setempat. Masyarakat dapat lebih cepat memperoleh bantuan medis dalam situasi darurat, yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kematian akibat keterlambatan penanganan kesehatan.
Dengan langkah ini, Pemprov Bengkulu juga menegaskan komitmennya untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan pemerataan layanan kesehatan. Program ini bukan hanya sekadar penyediaan ambulans, tetapi juga bagian dari upaya untuk membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan dan akses yang setara bagi semua masyarakat.
Melalui kegiatan ini, pemerintah juga berupaya mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan mereka. Selain itu, diharapkan media massa dan masyarakat dapat berperan dalam mensosialisasikan pentingnya akses kesehatan dan layanan darurat, sehingga program satu desa satu ambulans dapat berjalan efektif dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat di Bengkulu.