Pemerintah Kota Bandung Galakkan Program Literasi Keagamaan

Pemerintah Kota Bandung terus berkomitmen untuk meningkatkan literasi keagamaan masyarakat, terutama melalui upaya pemberantasan buta huruf Alquran. Salah satu program unggulannya, Gerakan Utama Mengaji, telah berhasil membantu banyak warga, termasuk mereka yang baru saja memeluk agama Islam, dalam memahami dan membaca Alquran.

Santi, seorang mualaf berusia 50 tahun yang tinggal di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, adalah salah satu contoh nyata dari keberhasilan program ini. Dengan penuh semangat, Santi mengikuti sesi pembelajaran Alquran yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat. “Belajar membaca Alquran bukanlah hal yang mudah, terutama dalam pelafalan huruf-huruf hijaiyah yang berbeda dengan kebiasaan saya,” ungkap Santi. Namun, berkat program ini, ia menegaskan bahwa kini ia semakin paham tentang agama Islam.

Program Gerakan Utama Mengaji mencakup berbagai inisiatif, antara lain pemberantasan buta huruf Alquran, pelatihan dai, serta pendirian rumah tahfidz dan rumah tahsin. Melalui inisiatif ini, pemerintah berharap semakin banyak warga yang dapat membaca dan memahami Alquran dengan baik. Santi mengatakan, semangat belajar yang tinggi di dalam komunitas ini memberinya keyakinan untuk terus berkembang. “Tadinya saya merasa bodoh karena belum bisa membaca Alquran, tetapi sekarang saya yakin bisa belajar dan memahami agama lebih baik,” tambahnya.

Dalam upaya yang sama, SMAN 24 Bandung juga melaksanakan program pemberantasan buta huruf Alquran. Plt. Kepala SMAN 24 Bandung, Suparman, menyebutkan bahwa sekitar 90% siswanya sudah mampu membaca Alquran dengan lancar, sementara hanya 10% yang masih memerlukan pendampingan lebih lanjut. “Kegiatan ini tidak hanya mengisi bulan Ramadhan, tetapi juga mendukung visi Pemkot Bandung dalam pemberantasan buta huruf Alquran,” kata Suparman. Dia berharap, para siswa dapat terus mengamalkan nilai-nilai agama dan mencapai 100% kemampuan membaca Alquran di kalangan siswa.

Seiring dengan pelaksanaan program ini, Pemerintah Kota Bandung berupaya menggali potensi masyarakat dalam memahami agama secara lebih mendalam. Dengan penekanan pada pendidikan agama, pemerintah berharap nilai-nilai keislaman dapat terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Inisiatif ini tidak hanya diharapkan menjangkau mereka yang baru memeluk agama, tetapi juga memperdalam pemahaman agama di kalangan masyarakat umum.

Program pemberantasan buta huruf Alquran ini juga mengindikasikan adanya kerjasama antara berbagai lembaga, termasuk pemerintah, sekolah, dan komunitas. Kerjasama ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pencapaian literasi keagamaan yang lebih baik. Melalui penguatan pendidikan karakter selama bulan Ramadan, program ini diharapkan mampu menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki pemahaman agama yang baik.

Dalam konteks yang lebih luas, upaya pemerintah dalam meningkatkan literasi keagamaan ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan di masyarakat. Literasi yang baik akan memperkuat fondasi pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama, di samping memperkuat rasa toleransi antar umat beragama. Dengan cara ini, Pemerintah Kota Bandung berharap akan muncul masyarakat yang lebih terdidik, inklusif, dan harmonis.

Dengan dukungan masyarakat dan partisipasi aktif dalam program-program ini, peningkatan literasi keagamaan di Kota Bandung menjadi langkah penting menuju kemajuan dan kesejahteraan bersama. Program-program ini bukan hanya mengajarkan cara membaca Alquran, tetapi juga mengajarkan makna yang lebih dalam dari syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Back to top button