Sebanyak 29 santri Pondok Gontor, Magelang, Jawa Tengah, harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Merah Putih setelah tertimpa tandon air akibat tanah longsor. Kejadian tragis ini terjadi pada Jumat, 25 April 2023, sekitar pukul 10.30 WIB, saat talud penyangga longsor menyebabkan dinding penampungan air ambruk dan menimpa para santri yang sedang mandi untuk persiapan salat Jumat.
Direktur RSUD Merah Putih, Leli Puspitowati, mengungkapkan bahwa dari 29 santri yang dirawat, empat di antaranya meninggal dunia. Jenazah santri yang meninggal telah diserahkan kepada pihak keluarga. Saat ini, tujuh santri masih dirawat intensif karena mengalami patah tulang, dan satu di antaranya telah dirujuk ke RS Sarjito Yogyakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Sisanya menjalani perawatan jalan di RSUD Merah Putih.
Leli menambahkan bahwa pengobatan untuk para santri tersebut ditanggung oleh Pemerintah Daerah setempat dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. “Banyak yang menggunakan BPJS aktif. Namun, bagi yang tidak memiliki BPJS, kebijakan dari bupati adalah untuk membiayai pengobatan mereka melalui anggaran pemerintah daerah,” jelasnya.
Kejadian ini mengundang perhatian berbagai pihak, terutama mengingat dampaknya terhadap komunitas Pondok Gontor yang dikenal sebagai lembaga pendidikan agama. Rasa empati dan dukungan mengalir dari masyarakat, termasuk bantuan secara finansial dan moral kepada para korban dan lembaga pendidikan tersebut.
Sementara itu, pihak Pondok Gontor telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini. “Kami berduka cita atas kehilangan santri kami dan mendoakan agar yang sakit segera pulih. Kami akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk mengatasi masalah infrastruktur yang menyebabkan kejadian ini,” ujar pengelola pondok.
Musibah ini juga menyoroti perlunya pemeriksaan dan perawatan infrastruktur pada bangunan yang berisiko terhadap bencana alam. Akibat dari tanah longsor ini, diharapkan akan ada tindakan lebih lanjut dalam penanganan titik rawan longsor di sekitar area Pondok Gontor dan wilayah sekitarnya.
Pihak kepolisian setempat juga turun tangan untuk melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti longsor tersebut. Mereka akan menganalisis kondisi tanah di sekitar lokasi serta memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Dukungan dari masyarakat dan pemerintah untuk santri yang mengalami musibah sangat penting, terutama dalam proses pemulihan fisik dan mental. Banyak pihak yang menyatakan kesediaan mereka untuk membantu dalam bentuk moril maupun material. Sejumlah penggalangan dana juga telah dilakukan untuk mendukung biaya pengobatan dan kebutuhan dasar korban.
Perlu dicatat bahwa kejadian ini bukan hanya berdampak pada korban secara langsung, tetapi juga mengubah dinamika di dalam pondok serta komunitas di sekitarnya. Kesedihan dan kekhawatiran akan keselamatan santri lainnya kini menjadi perhatian utama.
Dengan semakin banyaknya kasus bencana alam seperti tanah longsor akibat kondisi cuaca ekstrem, masyarakat diharapkan lebih waspada dan pemerintah daerah dapat menyiapkan langkah-langkah antisipasi yang lebih baik dalam sistem penanggulangan bencana. Hal ini menjadi penting untuk menjaga keselamatan warga, terutama anak-anak yang adalah generasi penerus bangsa.
Ini adalah momen yang menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga pendidikan dalam menghadapi bencana dan memastikan keselamatan semua pihak.