
Rencana merger antara Grab Holdings Ltd dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menjadi sorotan industri teknologi di Asia Tenggara. Pembicaraan antara kedua perusahaan tersebut dikabarkan terus berlangsung dengan target penyelesaian kesepakatan pada tahun 2025. Seorang eksekutif yang terlibat dalam negosiasi menyatakan bahwa merger ini harus tercapai tahun ini atau tidak akan terjadi sama sekali. Jika kesepakatan berhasil, penggabungan ini akan menjadi salah satu yang terbesar di sektor teknologi kawasan ini.
Latar Belakang Merger dan Potensi Dampaknya
Grab dan GoTo telah menjajaki kemungkinan merger dalam beberapa tahun terakhir. Kedua perusahaan memiliki cakupan bisnis yang serupa, mulai dari layanan transportasi online, pengiriman makanan, hingga teknologi finansial (fintech). Para analis memperkirakan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah logis mengingat adanya tumpang tindih yang cukup besar dalam operasi mereka. Dengan bersatunya Grab dan GoTo, mereka akan memiliki skala ekonomi yang lebih kuat untuk bersaing dengan pemain global seperti Uber Technologies Inc.
Selain itu, merger ini juga diperkirakan dapat membantu mengurangi tekanan keuangan yang dialami oleh kedua perusahaan. Kompetisi yang ketat di sektor transportasi online dan fintech telah membuat Grab dan GoTo terus mengalami kerugian dalam beberapa tahun terakhir. Dengan bergabungnya kedua entitas ini, mereka dapat lebih efisien dalam mengelola biaya operasional serta meningkatkan daya saing di pasar.
Dukungan Investor dan Kekuatan Pasar
Salah satu faktor penting dalam merger ini adalah keterlibatan SoftBank Group Corp., konglomerat asal Jepang yang merupakan pemodal utama di kedua perusahaan. SoftBank selama ini dikenal sebagai investor besar di sektor teknologi, dan dukungan mereka bisa menjadi faktor kunci dalam mempercepat kesepakatan merger.
Secara valuasi, Grab yang terdaftar di Nasdaq memiliki kapitalisasi pasar sebesar 18,28 miliar dollar AS. Sementara itu, GoTo yang tercatat di Bursa Efek Indonesia memiliki nilai sekitar Rp 85,85 triliun atau sekitar 5,25 miliar dollar AS. Dengan penggabungan ini, perusahaan hasil merger diharapkan memiliki daya tawar yang lebih besar dalam menghadapi persaingan regional maupun global.
Dampak Terhadap Pasar Saham dan Industri Teknologi
Spekulasi mengenai merger ini telah memberikan dampak positif pada saham GoTo. Pada penutupan perdagangan pertama Selasa (4/2/2025), saham GOTO di Bursa Efek Indonesia mengalami kenaikan sebesar 3,7 persen, mencapai level 84 per saham. Dalam sepekan terakhir, saham GoTo telah naik sekitar 5 persen, dipicu oleh optimisme investor terhadap potensi merger.
Selain itu, konsolidasi antara Grab dan GoTo juga dapat mengubah lanskap industri teknologi di Asia Tenggara. Dengan sumber daya yang lebih besar, perusahaan hasil merger dapat lebih agresif dalam melakukan ekspansi bisnis, termasuk dalam pengembangan layanan fintech yang semakin berkembang pesat di kawasan ini.
Meskipun pembicaraan merger ini masih berlangsung, banyak pihak di industri yang menilai bahwa kesepakatan ini akan memberikan manfaat strategis bagi kedua perusahaan. Jika berhasil, penggabungan ini dapat menciptakan perusahaan teknologi terbesar di Asia Tenggara, dengan jaringan layanan yang luas dan daya saing yang lebih kuat di tengah ketatnya persaingan global.