Pembantaian Tanpa Pandang Bulu: PBB Didesak Hentikan Serangan Israel

Warga Gaza kembali merasakan ketakutan yang mendalam akibat serangan gencar Israel yang terjadi di wilayah tersebut, dengan laporan terbaru menunjukkan bahwa serangan udara terjadi di seluruh Jalur Gaza. Hal ini diungkapkan oleh Tom Fletcher, kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, dalam sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB. Beliau menyatakan bahwa laporan yang belum terkonfirmasi menyebutkan ratusan orang tewas akibat serangan tersebut, dan kehidupan sehari-hari warga Gaza terancam oleh serangan yang terus berlanjut.

Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat untuk membahas situasi kemanusiaan di Gaza, terutama setelah Israel memberlakukan blokade total terhadap bantuan kemanusiaan yang diperlukan sejak 2 Maret. Fletcher mengungkapkan keprihatinan mendalam terkait dampak blokade yang dapat menyebabkan kesulitan besar bagi warga Gaza, yang sangat bergantung pada aliran bantuan. Sebelum diterapkannya blokade, hingga 4.000 truk bantuan dapat memasuki Gaza setiap minggu, menjangkau lebih dari dua juta orang, menunjukkan apa yang mungkin terjadi jika akses bantuan dibuka kembali.

Duta besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mendesak Dewan Keamanan untuk mengambil tindakan terhadap serangan yang ia sebut sebagai “pembantaian tanpa pandang bulu.” Ia menyatakan bahwa warga Palestina terus-menerus “dibunuh tanpa pandang bulu,” dan mendesak badan tertinggi PBB untuk bertindak. “Anda memiliki tanggung jawab untuk bertindak,” tegasnya, menambahkan bahwa tanpa tindakan konkret, Dewan Keamanan akan kehilangan relevansinya.

Pernyataan ini disertai dengan nada serius dari duta besar Aljazair, Amar Bendjama, yang menyebutkan bahwa situasi di Gaza merupakan babak baru dari hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina. “Dunia tengah menyaksikan darah Palestina digunakan sebagai alat untuk kalkulasi politik para politisi Israel,” ungkapnya, menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk perhatian internasional terhadap masalah ini.

Sementara itu, pihak Israel, melalui duta besarnya, Dorothy Shea, membantah tuduhan bahwa serangan mereka merupakan serangan tanpa pandang bulu, dan menegaskan bahwa operasi tersebut ditujukan untuk menyerang posisi Hamas. Shea mengeklaim bahwa kesalahan atas dimulainya kembali permusuhan sepenuhnya terletak pada kelompok Hamas.

Namun, angka yang disampaikan oleh otoritas kesehatan Palestina menunjukkan dampak mematikan dari serangan tersebut. Dilaporkan bahwa setidaknya 200 orang tewas akibat serangan yang menghantam berbagai target, termasuk lokasi-lokasi seperti Gaza utara, Kota Gaza, dan daerah lainnya di Jalur Gaza. Banyak dari korban adalah anak-anak, sebuah kenyataan tragis yang semakin menambah kesedihan di tengah konflik ini.

Israel menyatakan bahwa serangan udara akan terus dilakukan selama diperlukan dan dapat melibatkan peningkatan tindakan militer termasuk kemungkinan operasi darat. Ini menandai peningkatan ketegangan dan meningkatkan kekhawatiran akan eskalasi lebih lanjut dalam konflik yang telah berlangsung lama.

Dengan seluruh dunia menyaksikan, serangan yang menyusul gencatan senjata ini menunjukkan betapa kompleks dan mendalamnya masalah yang dihadapi di kawasan. Komunitas internasional, terutama pengambil keputusan di tingkat PBB, dihadapkan pada tantangan besar untuk mencari solusi yang tidak hanya menghentikan kekerasan, tetapi juga memulihkan kepercayaan dan stabilitas di wilayah yang telah lama dilanda konflik. Keputusan dan tindakan yang diambil dalam beberapa hari ke depan dapat menjadi penentu nasib ribuan warga yang mengandalkan bantuan kemanusiaan dan hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian.

Berita Terkait

Back to top button