
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Oracle Corp, tengah mempertimbangkan untuk membangun pusat layanan cloud di Indonesia, dengan Batam sebagai calon lokasi utama untuk proyek ambisius tersebut. Keputusan ini merupakan langkah strategis Oracle untuk memperluas infrastruktur pusat datanya di kawasan Asia Tenggara, sejalan dengan meningkatnya permintaan akan layanan cloud dan teknologi kecerdasan buatan (AI).
Menurut laporan yang dilansir dari Bloomberg pada 14 Maret 2025, beberapa sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa Oracle menjadikan Nongsa Digital Park di Batam sebagai lokasi favorit. Pilihan ini tidak terlepas dari fakta bahwa Batam telah memiliki beberapa pusat data lainnya, yang menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan layanan cloud.
Batam menawarkan segudang keunggulan untuk dijadikan pusat data, antara lain statusnya sebagai zona perdagangan bebas yang memudahkan pergerakan barang dan investasi. Selain itu, Batam juga mendapatkan keuntungan dari kedekatannya dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, yang menjadi pasar potensial bagi layanan cloud Oracle.
Dalam konteks ini, Oracle dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah Indonesia mengenai rencana investasi ini. Meskipun demikian, sumber-sumber yang terlibat dalam negosiasi menyebutkan bahwa rencana tersebut belum final dan masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi.
Langkah Oracle untuk membangun pusat data di Batam sejalan dengan tren yang sedang berlangsung di kalangan raksasa teknologi Amerika lainnya. Perusahaan-perusahaan besar seperti Meta dan Google tengah aktif membangun pusat data di berbagai lokasi di Asia, untuk mengantisipasi lonjakan permintaan layanan AI di seluruh dunia. Hal ini menandakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berupaya untuk siap menghadapi perkembangan teknologi yang sedang terjadi.
Perkembangan ini juga didukung oleh laporan dari Bain & Co, yang memperkirakan bahwa pasar global untuk produk terkait AI dapat mencapai nilai USD990 miliar pada tahun 2027. Angka ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki industri AI dan bagaimana teknologi ini mengubah cara perusahaan dan negara menjalankan bisnis.
Oracle sendiri sebelumnya sudah memiliki dua pusat komputasi cloud yang beroperasi di Singapura. Pada tahun lalu, Oracle mengumumkan rencana investasi senilai USD6,5 miliar untuk membangun fasilitas serupa di Malaysia. Hal ini menggambarkan komitmen perusahaan dalam memperluas jangkauannya di kawasan Asia Tenggara.
Dengan pertumbuhan pesat dalam sektor teknologi dan kebutuhan akan solusi cloud yang semakin meningkat, kehadiran Oracle di Batam dapat memberikan dampak positif. Investasi ini berpotensi memberikan lapangan pekerjaan baru, mendorong inovasi, serta meningkatkan daya saing Indonesia di kancah teknologi global.
Oracle tidak hanya diuntungkan oleh lokasi strategis Batam, namun juga oleh kebijakan pemerintah Indonesia yang mendukung investasi asing di sektor teknologi. Jika rencana ini terwujud, Batam akan semakin memperkuat posisinya sebagai hub teknologi di Asia Tenggara, dan memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan digital dan cloud bagi perusahaan-perusahaan lokal dan internasional.
Kesimpulan dari langkah Oracle ini jelas menggambarkan peluang yang terbuka di sektor teknologi di Indonesia dan Asia Tenggara. Dengan proyeksi pertumbuhan yang mengesankan di pasar AI, investasi dari perusahaan besar seperti Oracle bisa menjadi pendorong utama bagi transformasi digital di Indonesia.