Optimalisasi Tumbuh Kembang Anak: Berapa Zat Besi yang Dibutuhkan?

Kekurangan zat besi pada anak-anak dapat mengakibatkan masalah serius, mulai dari anemia hingga gangguan perkembangan motorik dan kognitif. Hal ini menjadi sorotan penting bagi orang tua, sebab pemenuhan zat besi yang cukup adalah kunci bagi pertumbuhan optimal anak.

Dokter spesialis anak, dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A, menjelaskan bahwa zat besi memiliki peran vital dalam pembentukan hemoglobin, yang berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. "Oksigen sangat penting karena bersirkulasi ke seluruh tubuh anak sebagai salah satu sumber energi. Anak yang sedang tumbuh pasti membutuhkan banyak energi dan oksigen," ujarnya.

Kebutuhan zat besi anak bervariasi tergantung usia. Untuk anak berusia 1 hingga 3 tahun, kebutuhan zat besi mencapai 7 mg per hari. Namun, mengandalkan sayuran saja, seperti bayam atau brokoli, tidaklah cukup. Misalnya, brokoli hanya mengandung sekitar 0,7 mg zat besi per 100 gram. Dengan kata lain, jika anak hanya mengonsumsi brokoli dalam porsi 100-200 gram, itu tidak akan memenuhi kebutuhan zat besi harian mereka.

Selain sayuran, penting bagi anak untuk mendapatkan asupan lainnya. Salah satunya adalah susu pertumbuhan yang terfortifikasi dengan zat besi. Dr. Denta menyatakan, "Beberapa produk susu pertumbuhan difortifikasi dengan zat besi dan ini bisa membantu melengkapi asupan harian anak." Dalam satu takaran saji 200 ml, susu pertumbuhan dapat mengandung zat besi antara 1,5 hingga 2 mg, yang mencukupi sekitar 15-30 persen kebutuhan harian.

Berikut adalah ringkasan sumber asupan zat besi yang diperlukan anak:

  1. Makanan Sumber Zat Besi

    • Daging merah
    • Hati ayam
    • Hati sapi
    • Sayuran hijau (bayam, brokoli)
    • Kacang-kacangan
  2. Susu Pertumbuhan
    • Dapat memenuhi sekitar 30 persen kebutuhan zat besi harian untuk anak usia 1-3 tahun, jika mengonsumsi satu gelas sesuai takaran saji.

Namun, dr. Denta mengingatkan bahwa meskipun susu terfortifikasi memberikan tambahan zat besi, sumber utama zat besi harus berasal dari makanan sehari-hari. "Pemenuhan zat besi dari susu tidak bisa berdiri sendiri. Harus tetap diimbangi dengan sumber makanan kaya zat besi," tambahnya.

Orang tua perlu memastikan anak mengonsumsi makanan bervariasi yang kaya akan zat besi. Selain itu, perlu diperhatikan juga interaksi antara makanan yang dikonsumsi. Misalnya, makanan yang kaya vitamin C seperti jeruk atau brokoli dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati. Di sisi lain, kalsium dari produk susu dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga perlu diatur timing konsumsinya.

Sebagai langkah pencegahan, orang tua disarankan untuk mengevaluasi diet anak secara berkala dan berkonsultasi dengan dokter jika ada kekhawatiran mengenai konsentrasi zat besi dalam tubuh anak. Poin utamanya adalah upaya pemenuhan zat besi harus menjadi fokus bersama antara makanan harian dan susu terfortifikasi, agar pertumbuhan anak berlangsung sehat dan optimal.

Berita Terkait

Back to top button