Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, mengusulkan agar pengajaran coding dimulai sejak tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Dalam rapat koordinasi evaluasi kebijakan pendidikan, beliau menekankan pentingnya pengajaran ini dalam mempercepat transformasi Indonesia menuju negara maju dengan ekonomi yang inklusif dan berdaya saing global.
Coding, menurut ComputerScience.org, adalah proses yang melibatkan pembuatan serangkaian perintah untuk memberi tahu mesin menyelesaikan tugas tertentu. Dengan mengajarkan coding sejak dini, anak-anak Indonesia diharapkan dapat menjadi generasi yang kompetitif di kancah global, serta siap menghadapi tantangan pekerjaan yang berubah seiring berjalannya waktu.
Laporan Future of Jobs Report 2023 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) mengungkapkan bahwa dalam lima tahun ke depan, akan ada 69 juta pekerjaan baru, namun 83 juta pekerjaan lainnya akan hilang akibat automasi. Hal ini menunjukkan perlunya fokus pada pendidikan yang adaptif dan relevan dengan perkembangan teknologi yang pesat. Menurut Institute for The Future dan Dell Technologies, mayoritas anak-anak yang saat ini bersekolah akan menjalani pekerjaan yang belum ada saat ini. Diperkirakan pula sekitar 85% pekerjaan yang ada pada tahun 2030 belum ditemukan saat ini, mempertegas urgensi penguasaan keterampilan teknologi.
Konsep “adaptive advantage” dalam strategi bisnis, yang diuraikan oleh Martin Reeves dan timnya, diharapkan dapat diterapkan dalam pendidikan coding. Pendekatan ini akan mendorong perubahan dalam cara berpikir dan bekerja untuk menghadapi dinamika cepat dalam dunia kerja. Oleh karena itu, pengajaran coding bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga tentang bagaimana anak-anak belajar beradaptasi dengan perubahan situasi dan berkolaborasi secara efektif.
Pentingnya literasi digital semakin diakui dengan meningkatnya kebutuhan akan pemahaman teknologi dalam berbagai sektor. Kajian oleh Gallup dan Google menunjukkan bahwa dunia kerja akan semakin digital, dan keterampilan di bidang teknologi informasi akan menjadi keharusan. Mengintegrasikan coding ke dalam kurikulum pendidikan Indonesia sejalan dengan teori Market-Based View yang dicetuskan oleh Michael Porter, di mana harus ada langkah strategis untuk meningkatkan daya saing Indonesia di arena global.
Dengan pengajaran coding, diharapkan Indonesia dapat membangun ekosistem digital yang kuat dan menciptakan tenaga kerja yang inovatif. Pekerja yang dilatih dalam coding akan dibekali dengan pemahaman tentang teknologi yang berkembang, seperti kecerdasan buatan, big data, dan Internet of Things (IoT). Kemampuan ini sangat penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan di dunia kerja yang semakin kompetitif dan berbasis teknologi.
Beberapa negara sudah memulai pengajaran coding di sekolah. Estonia, misalnya, telah memprogramkan pengajaran coding sejak usia 7 tahun. Inggris dan Korea Selatan juga menerapkan kurikulum yang memprioritaskan penguasaan ilmu komputer dalam pendidikan. Keberhasilan pengajaran coding di negara-negara ini menunjukkan bahwa waktu belajar coding mestinya menjadi bagian tak terpisahkan dalam pendidikan di tanah air.
Pengajaran coding tidak hanya bertujuan menciptakan pengembang aplikasi masa depan, tetapi juga membekali anak-anak dengan pola pikir yang sehat terhadap teknologi dan cara berkolaborasi dalam menghadapi tantangan. Dari perspektif ini, pengajaran coding menjadi lebih dari sekadar keterampilan teknis; ia memperkenalkan anak-anak pada logika, pemecahan masalah, dan kreativitas.
Pemerintah juga tidak dapat bekerja sendirian. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat untuk menyukseskan inisiatif ini. Dunia usaha dapat berperan besar dalam memberikan investasi infrastruktur, pelatihan guru, dan pengembangan ekosistem teknologi di dalam negeri.
Melalui pengajaran coding, Indonesia tidak hanya dapat mempersiapkan generasi yang mampu bersaing di tingkat global, tetapi juga meningkatkan daya tarik investasi asing di sektor teknologi. Dengan strategi yang tepat, pengajaran coding dapat menjadi pendorong utama transformasi ekonomi Indonesia menuju visi Emas 2045, sekaligus memperkuat pengembangan soft skills yang menjadi jantung keberhasilan di era digital ini. Hal ini penting agar generasi mendatang tidak hanya menguasai teknologi, tetapi juga mampu berpikir kritis, kolaboratif, dan beretika dalam menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks.