
Biskuit Belia, band baru yang digawangi oleh Harlan Boer, Pugar Restu Julian, dan Unggul Kardjono, muncul sebagai penyemarak skena musik dengan menawarkan genre powerpop yang kental dengan nuansa nostalgia dan tema-tema yang berhubungan dengan keluarga. Lagu pertama mereka, “Nonton E.T. di Pesawat”, menjadi debut yang menggugah rasa penasaran banyak pendengar dan menggambarkan perjalanan emosional yang dialami oleh para anggotanya selama bertahun-tahun.
Pada awal terbentuknya, Harlan, yang sempat aktif di band C’mon Lennon, menjalin kembali komunikasi dengan teman-temannya Uga dan Unggul setelah mereka sempat berpisah untuk mengembangkan karier masing-masing. Setelah sekian lama tidak bertemu, ketiganya berkumpul dan menghasilkan ide untuk membentuk band baru. “Kami sudah lama tidak bertemu, tetapi selalu ada kenangan indah yang membuat kami ingin berkarya lagi bersama,” ungkap Harlan Boer.
Proses kreatif yang dilakukan oleh Biskuit Belia sangat unik. Meskipun mereka terpisah oleh jarak, dengan Harlan yang saat ini tinggal di Belanda, komunikasi mereka tetap terjalin melalui grup WhatsApp. Dalam waktu satu pekan saat Harlan mendapatkan cuti, ketiganya mengirimkan ide dan sketsa lagu satu sama lain. “Kami saling memberi masukan dan menciptakan lagu dari jarak jauh. Itu adalah proses yang menyenangkan dan mendebarkan,” kata Uga.
Lagu “Nonton E.T. di Pesawat” yang ditulis Harlan terinspirasi dari pengalaman terbang menuju Indonesia untuk bertemu keluarganya. Lirik lagu ini tidak hanya mencerminkan nostalgia perjalanan masa kecil yang penuh kebahagiaan, tetapi juga menggambarkan hubungan erat dengan keluarga. Dengan penggarapan yang melibatkan rekaman di berbagai lokasi, termasuk studio dan di rumah masing-masing anggota, Biskuit Belia berhasil menyatukan elemen-elemen musik yang menarik ke dalam sebuah rilis yang patut diperhitungkan.
Biskuit Belia bukan hanya sekadar proyek musik, tetapi juga menciptakan dinamika yang kuat di antara para anggotanya. Meski masing-masing memiliki kesibukan dan pekerjaan yang berbeda, semangat untuk kembali berkarya bersama memberikan arti baru bagi persahabatan mereka. “Kami ingin membangun kembali kenangan dan membuat karya yang dapat dinikmati oleh generasi muda, sambil tetap menghargai masa lalu,” tambah Unggul.
Untuk memperkenalkan diri kepada publik, mereka menjalani sesi foto dan perekaman di kediaman Uga. Keterlibatan langsung dari para anggota dalam setiap aspek produksi menunjukkan dedikasi dan komitmen mereka. Dengan didistribusikan oleh Demajors, harapan mereka adalah lagu ini bisa menjangkau pendengar yang lebih luas dan menginspirasi banyak orang, terutama yang memiliki kenangan indah keluarga.
Dalam konteks musik Indonesia yang terus berkembang, kehadiran Biskuit Belia menambah keragaman genre yang ada. Mereka menawarkan pendekatan baru dengan memadukan gaya powerpop yang ceria dan lirik yang relatable, membawa pendengar kembali ke pengalaman masa lalu sambil menghadapi kehidupan saat ini.
Seiring dengan peluncuran lagu “Nonton E.T. di Pesawat”, banyak yang berharap Biskuit Belia akan menjadi salah satu pelopor baru dalam skena musik kontemporer Indonesia. Atmosfer indie yang mereka usung, ditambah dengan kualitas musik yang otentik, diharapkan mampu menarik perhatian berbagai kalangan, baik dari generasi yang lebih tua yang merindukan nuansa nostalgia atau generasi muda yang mencari pengalaman baru dalam musik.
Dengan semangat menciptakan musik yang membawa kenangan, Biskuit Belia hadir tidak hanya untuk memeriahkan dunia musik, tetapi juga sebagai cerminan dari nilai-nilai persahabatan dan pentingnya keluarga, yang menjadi tema sentral dalam karya mereka hingga saat ini.