Mentan Amran: Ekspor Beras Terhambat, Tunggu Instruksi Prabowo

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa potensi ekspor beras Indonesia akan dipertimbangkan setelah mendapatkan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers mengenai capaian produksi beras nasional di kantor Kementerian Pertanian pada Senin siang (5/5/2025).

Amran menegaskan, “Kami ikut perintah Bapak Presiden,” sebagai respons terhadap pertanyaan media tentang kemungkinan ekspor beras. Kebijakan ini muncul seiring dengan kunjungan menteri pertanian dari beberapa negara, seperti Jepang dan Malaysia, yang menunjukkan minat terhadap pasokan beras dari Indonesia.

Stok beras Indonesia saat ini tercatat mencapai sekitar 3,5 juta ton, angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Ini menjadikan Indonesia dalam posisi yang menguntungkan untuk mempertimbangkan ekspor, terutama jika mendapatkan lampu hijau dari presiden. Meski begitu, keputusan akhir terkait ekspor beras maupun program bantuan pangan masih menjadi domain presiden, menurut Amran.

### Dua Skema Pengeluaran Stok Beras

Amran menjelaskan, pemerintah memiliki dua skema utama untuk mengeluarkan stok beras. Pertama adalah untuk keperluan ekspor dan kedua untuk penyaluran bantuan sosial (bansos). “Stok bisa dikeluarkan dalam bentuk bansos atau ekspor. Dua solusi itu kita tunggu perintah,” ujarnya.

Kunjungan Menteri Pertanian Malaysia, Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu, baru-baru ini menambah urgensi untuk membahas ekspor beras. Malaysia, yang hanya mampu memenuhi 40% hingga 50% kebutuhan berasnya dari produksi dalam negeri, menginginkan pasokan beras dari Indonesia. Mengingat situasi ini, Amran memastikan bahwa meskipun terdapat permintaan dari Malaysia, pemerintah Indonesia masih memprioritaskan pengamanan stok dalam negeri.

### Respons Terhadap Permintaan Ekspor

Menanggapi permintaan Malaysia, Amran dengan tegas menyatakan saat ini fokus utama adalah menjaga ketersediaan beras untuk kebutuhan domestik. “Pertemuan dengan Malaysia cukup menarik. Mereka menanyakan apakah bisa impor dari Indonesia. Namun, saya katakan, untuk sementara kita jaga stok dahulu,” jelasnya.

Amran juga menggarisbawahi pentingnya untuk memastikan kebutuhan pangan dalam negeri terpenuhi sebelum mempertimbangkan untuk melakukan ekspor. Hal ini mencerminkan kebijakan yang hati-hati dan berorientasi pada ketersediaan pangan nasional.

### Rencana Persiapan Ekspor

Jika Presiden Prabowo memberikan izin untuk mengekspor, Amran menyebutkan bahwa pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah yang diperlukan. Persiapan ini mencakup pengelolaan logistik, standar kualitas, dan kolaborasi dengan pihak terkait untuk memastikan bahwa produk beras Indonesia memenuhi permintaan pasar internasional.

Sementara itu, meski opsi ekspor berkembang, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kestabilan harga dan ketersediaan beras di dalam negeri. Langkah-langkah strategis akan diambil untuk memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil mendukung kesejahteraan petani dan masyarakat yang bergantung pada sektor pertanian.

Dengan kondisi saat ini, perhatian utama pemerintah adalah memastikan bahwa produksi beras nasional dapat memenuhi kebutuhan domestik, sekaligus mengantisipasi permintaan dari luar negeri. Dalam konteks ini, arah kebijakan masih tergantung pada instruksi dari Presiden Prabowo Subianto, yang diharapkan akan memberikan keputusan yang bijak untuk masa depan sektor pangan Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button